Ketika Anak Terpapar, Orang Tua Diimbau Kenali Gejala dan Tetap Tenang

kenali gejala dan tetap tenang
dr Agustina DPPS Sp A.

PALANGKA RAYA – Jumlah pasien Covid-19 pada anak terus mengalami peningkatan. Kondisi ini terjadi pada beberapa minggu terakhir.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui gejalanya agar dapat segera mencari bantuan medis.

“Adanya gejala seperti banyak tidur dan nafas cepat, terdapat cekungan di dinding dada, saturasi oksigen < 95%, demam lebih dari 7 hari,  kejang, sulit makan dan minum, dan bila ada penurunan kesadaran, maka segera bawa anak ke Rumah Sakit,” tutur dr Agustina DPPS Sp A dari  Rumah Sakit Siloam Palangka Raya, Kamis (29/07/2021), dalam sebuah webinar.

Bila mengetahui ada gejala tersebut, diimbau kepada orang tua untuk tidak panik. Namun tetap tenang dan segera mengambil langkah yakni, memberikan pertolongan lanjutan dengan membawa ke tempat fasilitas kesehatan terdekat.

“Gejala diatas harus di ketahui orang tua, apa lagi memiliki anak yang masih balita.  Segera kenali gejala yang timbul sejak awal seperti yang saya sampaikan tadi,  merupakan hal tepat sebelum memberikan pertolongan lanjutan,” katanya.

Ada beberapa tanda dan gejala Covid-19 pada anak-anak, diantaranya yaitu demam, sakit kepala, gejala saluran napas seperti batuk, kehilangan rasa atau bau, sesak nafas, sakit tenggorokan, hidung tersumbat disertai pilek, nyeri otot.

“Bisa juga berupa gejala saluran cerna seperti, mual atau muntah, diare, sakit perut, nafsu makan buruk, terutama pada bayi dibawah 1 tahun,” sebutnya.

Risiko tinggi anak terpapar Covid-19 terutama tertular dari orang tuanya yang pulang bekerja, tertular dari klaster keluarga, terbatasnya akses deteksi dini, dan anak bermain tanpa protokol kesehatan.

“Untuk itu bagi orang tua sebaiknya hindarilah membawa anak keluar rumah, kecuali darurat,” tutur dr Agustina.

Penerapan isolasi mandiri pada anak dapat dilakukan, namun ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan. Yakni, tidak bergejala/asimtomatik, gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam), anak masih aktif, bisa makan dan minum, menerapkan etika batuk, memantau gejala/keluhan, pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari saat pagi dan malam, dan lingkungan rumah/kamar memiliki ventilasi yang baik.

“Namun perlu diperhatikan dalam penerapan isoman bahwa orang tua dapat tetap mengasuh anak yang positif, disarankan yang berisiko rendah, jika ada orang tua atau anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama disarankan berikan jarak tidur 2 meter dengan kasur terpisah. Tetap berikan dukungan psikologis pada anak,” jelasnya dr Agustina.

Selama kegiatan isolasi mandiri, protokol kesehatan tetap dilakukan, yaitu  gunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, menerapkan etika batuk, periksa suhu tubuh pada pagi dan malam hari, periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi, pantau laju napas, tetap berikan ASI pada bayi, dan berikan makanan bergizi pada anak.  Siapkan juga beberapa alat di rumah seperti termometer dan oxymeter, obat demam seperti paracetamol, suplemen yang dianjurkan berupa vitamin C, vitamin D3   dan Zinc.

Umumnya gejala akan hilang dalam 14 hari. Namun dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari setelah swab pertama positif. Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi selama 10 hari+3 hari setelah bebas gejala. Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kapan selesai isolasi.

Apakah vaksin Covid-19 juga tersedia untuk anak-anak? Dokter Agustina mengatakan, uji klinis Covid-19 masih dibatasi umur 18-59 tahun, yang merupakan kelompok usia terbanyak yang terpapar Covid-19.

Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan, rekomendasi terbaru untuk vaksin COVID-19 saat ini bisa diberikan pada anak mulai usia 12-18 tahun.

“Jadi bagi orangtua agar anak aman dari Covid-19 maka perlu mengenali gejala pada anak, segera bawa ke faskes untuk mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat, jangan membawa bayi dan anak keluar rumah. Serta berikan asupan gizi yang seimbang untuk mendukung daya tahan tubuh si kecil,” pungkas dr Agustina.

BACA JUGA : Angka Kematian Covid Tinggi, Nakes di Kalteng Lelah dan Letih

Dirinya juga menyampaikan, bahwa  berdasarkan data dari IDAI 1 dari 8 kasus Covid-19 adalah anak-anak dengan 3-5 persen diantaranya meninggal dunia dan 50 persennya kasus meninggal adalah balita.

Adapun Data yang didapat dari Kemenkes dan WHO, pada 20 Juni 2021 yang terkonfirmasi positif sebanyak 12,5 persen dari kasus positif nasional, dengan 1,8 persen meninggal dari total kematian Nasional.

Sementara WHO menyebutkan secara global terkonfirmasi positif 13,3 persen dari kasus positif global dengan 0,3 persen meninggal dari total kematian global. (rul/cen)