Angka Kematian Covid Tinggi, Nakes di Kalteng Lelah dan Letih

nakes
Petugas memakai APD saat menangani jenazah pasien Covid-19 di Ruang Kamboja, RS Doris Sylvanus, Kota Palangka Raya, Jumat (16/7/2021). FOTO:ARDO

PALANGKA RAYA – Angka kasus kematian akibat Covid-19 tinggi. Tenaga kesehatan (Nakes) di Kalteng menjadi lelah dan letih.

Per Jumat (16/7/2021) saja, jumlah kematian bertambah 16 orang. Kasus kematian ini tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Bumi Tambun Bungai-julukan Kalimantan Tengah.

Adanya tambahan itu, maka total kasus kematian di Kalteng saat ini mencapai 841 orang.

Meningkatnya angka kematian pasien Covid-19 di Rumah Sakit (RS) Doris Sylvanus membuat petugas kewalahan menangani pemulasaran jenazah.

Dalam kurun waktu sekitar dua pekan saja, kematian pasien Covid-19 di RS Doris Sylvanus diakumulasikan mencapai 50 pasien.

Dokter Forensik dr Ricka Brillianty Zaluchu, menuturkan kasus kematian di RS Doris Sylvanus mencapai 57 orang dalam dua pekan terakhir. Dari tanggal 1 hingga 16 Juli 2021 sudah 57 orang meninggal.

“Hari ini ada 4 jenazah pasien Covid-19 yang ditangani. Yang terakhir ini adalah jenazah Covid-19 kasus yang ke-57 dan jenazah ke empat pada hari ini,” terang dr Ricka.

Empat jenazah tersebut segera dimakamkan di makam khusus jenazah Covid-19 TPU Jalan Tjilik Riwut, Km 12, Kota Palangka Raya.

Menurut dr Ricka, tim forensik telah lelah dan letih dengan bertubi-tubinya angka kematian yang melonjak.

Apa yang dirasakan oleh tenaga kesehatan saat ini di Kalteng hampir sama dengan para nakes di daerah lain.

“Dalam pekan ini saja, 20 orang lebih telah meninggal di sini (RS Doris Sylvanus) akibat terpapar Covid-19. Lonjakan pasien meninggal ini sudah terjadi semenjak 3 pekan lalu,” katanya.

Sementara itu, kurangnya petugas membuat mereka bekerja lebih ekstra. Petugas pemulasaran jenazah di Doris Sylvanus diketahui hanya berjumlah 11 orang. Mereka dituntut untuk mengerjakan tugasnya lebih keras tiap harinya lantaran banyaknya pasien yang terkonfirmasi meninggal.

“Pasti lelah karena mengerjakan jenazah 1 hingga 2 orang butuh waktu yang cukup lama dan menguras tenaga. Bahkan biasanya dapat dirampungkan hingga malam hari,” jelasnya usai menangani jenazah.

Petugas juga tidak jarang harus bolak-balik sejauh 14 Km, antara menuju pemakaman umum dan RS Doris Sylvanus untuk menguburkan jenazah pasien Covid-19.

BACA JUGA : Tiga Hari, Angka Positif Covid-19 di Kalteng Bertambah 738 Kasus dan 29 Kematian

Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah lebih memahami kendala para tenaga kesehatan, khususnya para petugas pemulasaran jenazah yang kewalahan dengan adanya lonjakan pasien covid-19 yang meninggal.

“Kami juga mengharapkan, Pemprov Kalteng menurunkan para relawan yang dibutuhkan dan memberikan materi pemulasaraan jenazah Covid-19 kepada para relawan. Mudah-mudahan menambahkan relawan baik dari TNI dan Polri maupun dari instansi terkait,” pungkas dr Ricka. (rdo/abe/cen)