PANGKALAN BUN – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar seminar Pencegahan Perkawinan Anak di Aula Patria Tama Polres, Jumat (10/11/2023).
Tingginya angka perkawinan usia anak turut meningkatkan keprihatinan banyak pihak. Melalui seminar sekaligus memperingati hari Ibu, GOW Kobar memberikan paparan kepada sejumlah siswa SMP dan SMA guna menekan angka perkawinan anak di Kobar.
Bunda Forum Anak Daerah, Harli Saparia Budi Santosa mengatakan keprihatinannya terhadap laporan data di tahun 2018 bahwa Indonesia masuk dalam 10 daftar Negara yang memiliki angka perkawinan anak tertinggi di dunia.
“Angka absolutnya mencapai sebesar 11,2 persen. Berdasarkan hasil survei BPS RI tercatat 1 dari 9 perempuan berusia 20-24 tahun menikah pada usia sebelum 18 tahun,” sebutnya.
Terlebih pasca pandemi, lanjut Harli, angka tersebut meningkat berkali lipat lebih besar. Maka dari itu, Pemerintah Daerah dalam upaya ini memiliki komitmen kuat dalam menurunkan angka perwakinan usia dini.
“Kenaikan ini dipengaruhi berbagai faktor, terutama paparan gadget atau screentime yang tidak terkontrol dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah,” imbuhnya.
Bunda Paud menyatakan perkawinan usia dini memiliki dampak yang sangat serius terhadap kehidupan berumah tangga maupun hingga bagi kehidupan yang lebih luas.
“Dampak yang terjadi, yaitu melahirkan generasi yang beresiko besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan, termasuk risiko gangguan kesehatan mental, stunting dan KDRT, hingga meningkatnya risiko perceraian,” jelasnya.
Diterangkan Harli, perkawinan anak juga merupakan bagian dari perampasan hak-hak anak dalam menikmati masa-masa hidup senang, bertumbuh kembang secara sehat di usia mudanya.
“Demikian diharapkan seminar ini mampu memberikan wawasan serta menyadarkan para siswa terkait bagaimana bahaya yang timbul dari perkawinan usia anak,” pungkasnya. (fit/nur)
