PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat (Kobar) siap mengembangkan budidaya cabai. Bahkan siap swasembada cabai untuk tahun-tahun yang akan datang. Tahun 2023 ini kabupaten paling barat di Kalteng menyiapkan lahan seluas 50 hektare lebih untuk budidaya cabai.
“Intinya Kobar bisa membudidayakan cabai dalam skala agak besar,” kata Penjabat Bupati Kobar Anang Dirjo ketika panen raya cabai di Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kobar, Selasa, (10/1).
Pada panen raya cabai itu, Pj Bupati Kobar didamping Plt Sekda Kobar DR Ir Juni Gultom, Ketua DPRD Kobar, Plt Kepada Dinas Pertanian Ir Kris Budi Hastuti dan sejumlah anggota Forum Komunkasi Pimpinan daerah (Forkompinda) melakukan panen perdana cabai di lahan seluas 0,5 hektare milik Haris warga Desa Kubu, Kecamatan Kumai.
Pj Bupati Kobar menegaskan, dilakukanya panen raya cabai ini membuktikan bahwa Kobar mampu Bertani cabai. Bahkan hasilnya juga lumayan besar. Berdasarkan laporan Plt Kepala Dinas Pertanian Kobar pada tahun 2022 Kobar mampu panen cabai sebanyak 50 ton lebih pada lahan seluas 40,8 hektare. Pada tahun 2023 ini akan dikembangkan lagi menjadi 50 hektere lebih yang tersebar di Kabupaten Kobar.
“Melihat hasil cabai milik Haris ini, saya optimis Kobar tidak lagi mengantungkan cabai dari daerah Jawa,” katanya.
Bupati menegaskan, inflasi di Pangkalan Bun pada tahun 2022 cukup tinggi. Salah satu pensuplai terjadinya inflasi karena mahalnya harga cabai di Kobar. Namun dengan dilakukanya budidaya cabai yang langsung dipantau oleh Dinas Pertanian Kobar, inflasi di Kobar bisa ditekan. Apalagi pada tahun 2023 ini, Pemkab Kobar bekerja sama dengan DKI Jakarta untuk mendatangkan minyak goreng, gula dan beras.
“Terjadinya inflasi di Kobar karena mahalnya cabai, minyak goreng, beras dan gula. Tapi tahun 2023 ini Pemkab Kobar bekerja sama dengan DKI Jakarta untuk pengadaan barang-barang itu,” kata Pj Bupati Kobar yang diiyakan Plt Sekda Kobar Juni Gultom.
Terkait panen perdana cabai ini orang nomor satu di Kobar berharap agar para petani di Desa Kubu terutama Haris yang memiliki lahan cabe seluas 0,5 hektare ini menularkan ilmunya kepada para pertani yang lain di Kobar.
Kepala Dinas Pertanian Kobar sudah meminta kepada Haris untuk masuk dalam kelompok tani agar kemampuanya budidaya cabai bisa ditularkan kepada petani yang lain.
Di tempat yang sama Plt Kepala Dinas Pertanian Kobar Kris Budi Hastuti merasa optimis Kobar tidak lagi tergantung dengan daerah Jawa untuk kebutuhan cabai. Di daerah ini mampu menghasilkan cabai sendiri.
Pada tahun 2022 Kobar memdudidayakan cabai di lahan seluas 40,8 hektare dan mampun menghasilkan cabe 50 ton lebih. Tahun 2023 ini Pemkab Kobar akan mengembangkan cabai dilahan seluas 50 hektare lebih.
“Harga cabai di Kobar saat ini mencapai Rp 50 ribu per kg. Tinggal menghitung saja kalau Rp 50 ribu dikalikan 50 ton,” katanya.
Bertani cabe ini, lanjut Hastuti sangat menjanjikan. Dalam satu hektare lahan bisa menghasilkan 1 ton cabe. Umur cabai hanya tiga bulan, setiap dua hari sekali bisa panen. Sekali panen bisa menghasilkan 50 sampai 100 kg. Setiap panen petani mampu menghasilkan uang antara Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu.
“Bertani cabai lebih menguntungkan ketimbang kelapa sawit. Cuma kurang keren saja. Rasanya kalau belum punya lahan sawit, belum dianggap wah gitu,” katanya.
Ketua DPRD Kobar menegaskan sebelum mengakhiri masa jabatanya sebagai wakil rakyat, pihaknya akan mendukung sepenuhnya program yang dilakukan Pj Bupati Kobar terutama dalam mengembangkan budidaya cabai.
“Pokoknya dewan akan mendukung sepenuhnya untuk pengembangan budidaya cabai di Kobar. Saya sangat setuju kalau Haris petani cabai di Kubu dijadikan tenaga penyuluh pertanian,” ujarnya. (to)