PALANGKA RAYA – Perlombaan foto yang digelar oleh PPKM Kecamatan Jekan Raya dalam memperebutkan tropi Wali Kota Palangka Raya tak kunjung diumumkan. Bahkan, para peserta seakan-akan kena prank.
Hingga saat ini, pihak panitia perlombaan belum mengumumkan pemenangnya. Bahkan telah meleset 3 mingguan dari jadwal yang sebelumnya telah direncanakan pada 17 Agustus 2021 lalu, tepat pada hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perlu diketahui, perlombaan foto dalam nuansa kemerdekaan untuk mendukung dan menyukeskan program vaksin bagi 18+ ini, digelar khusus bagi masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Jekan Raya.
Dalam perlombaan tersebut, pemenang memperebutkan juara 1,2 dan 3 ditambah dengan trophi dengan total hadiah sebesar Rp 2.250.000.
Walaupun hanya dibatasi dan diisi oleh peserta yang ber-KTP Jekan Raya. Peserta tetap antusias mengirimkan foto terbaiknya. Baik ke kontak Whatsapp milik Camat Jekan Raya, dan juga sosial media Instagram masing-masing peserta dengan caption beragam dan sesuai tema.
Tak jelasnya kontes foto ini membuat para peserta bertanya-tanya. Dari sejumlah nama fotografer yang telah mengirimkan fotonya. Mereka bahkan belum mengetahui adanya pemenang dari kontes foto tersebut.
Camat Jekan Raya, Sri Utomo, saat dikonfirmasi sebelumnya menyebutkan belum juga diumumkannya lomba foto ini dikarenakan kurangnya minat peserta.
Lantas karena hal itulah dirinya memundurkan pengumuman menjadi tanggal 1 September 2021. Kendati demikian, pada tanggal yang harusnya telah mendapat siapa pemenang dari lomba tersebut. Pihak panitia tak kunjung memberi kejelasan.
“Menunggu juri dari Kominfo,” jelasnya melalui pesan WhatsApp.
Peserta lomba foto yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa dirinya telah mengirimkan hasil karya untuk lomba tersebut.
BACA JUGA : Fairid Naparin Bakal Lepas Masa Lajang, Ini Calon Istrinya
Dirinya telah mengirim hasil jepretannya ke WhatsApp yang telah tertera, berikut dengan narasi fotonya.
“Kami peserta merasa kena prank oleh panitia lomba. Jika yang jadi alasan panitia pesertanya sedikit. Itu sudah risiko panitia. Hal ini menunjukkan tidak profesional dan terkesan tidak siap,” ungkapnya. (cen)