SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar agenda tahunan dalam rangka serap aspirasi para Perawat Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Bidan Desa dengan Bupati Kotim, H Halikinnor, di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim.
BACA JUGA:Â Pelajar SMP Aborsi Kandungan
Halikinnor mengatakan Pustu dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) merupakan ujung tombak dalam melayani kesehatan masyarkat khusunya di desa-desa pelosok yang jauh dari Puskesmas.
BACA JUGA:Â Tiga Pemuda Rayakan Tahun Baru dalam Sel
“Sebagai ujung tombak dalam melayani kesehatan masyarakat Pustu dan Poskesdes harus memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat kepada masyarakat,” kata Halikinnor, Kamis (14/12/2023).
Menurutnya, dalam mewujudkan dan tercapainya itu mesti harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan Tenaga Kesehatan (Nakes) dan sarana prasarana yang ada di pustu maupun poskesdes.
“Salah satu untuk mewujudkan itu kita sudah menerima aspirasi dari para nakes. Ragam aspirasi disampaikan kepadanya, mulai dari permintaan renovasi bangunan pustu, kelengkapan sarana prasarana, hingga insentif nakes dan pegawai di pustu maupun poskesdes,” ungkapnya.
Maka dari itu, Halikinnor meminta Kepada Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi untuk segara mendata betul-betul mana bangunan pustu yang benar-benar mendesak dan harus segera diperbaiki. Guna untuk menjaga kesehatan masyarakat terutama yang berada di wilayah pelosok.
Bupati juga merencanakan peningkatan kualitas nakes desa melalui bimbingan teknis. Sebab selain peningkatan sarana prasarana dan infrastruktur, ia juga menyadari peningkatan kapasitas dan kualitas nakes juga sama pentingnya.
Maka dari itu, pada 2024 Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menyediakan anggaran sebesar Rp 250 juta untuk bimbingan teknis nakes pustu dan poskesdes agar bisa sigap dan tanggap jika ada situasi darurat.
Selain itu, ia juga akan memberikan tambahan anggaran operasional untuk setiap pustu sebesar Rp 5 juta yang diterapkan mulai 2024.
“Nakes perlu dilatih, supaya ketika menghadapi hal-hal yang bersifat mendesak mereka bisa menanganinya, sehingga sebelum dilakukan rujukan ke rumah sakit atau puskesmas, pasien atau korban bisa ditangani lebih awal. Kita juga akan memberikan anggaran tambahan setiap pustu sebesar Rp 5 juta,” pungkasnya. (pri/nur)