PALANGKARAYA – Aksi Gerakan Rakyat Merdeka (GERAM) Jilid III, Senin (14/11/2022) di kantor Gubernur Kalteng berujung keos antara massa dan aparat keamanan.
Tindakan represif pun tidak dapat terhindarkan. Sejumlah mahasiswa harus menjadi korban kekerasan. Bahkan, salah seorang mahasiswa terinjak dibagian kepala, hingga mendapatkan perawatan medis.
Menanggapi kejadian tersebut, Mantan Presiden Bem Universitas Palangkaraya (UPR), Setiawan, menyayangkan adanya tindakan kekerasan yang harus terjadi. Meski tidak hanya mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit, namun anggota Satpol PP Kalteng pun mengalami hal yang sama.
Pada prinsipnya terang Setiawan, dalam penyampaian pendapat di depan umum atau unjuk rasa merupakan hak yang dilindungi oleh undang-undang.
Olehnya, ia mengimbau aparat keamanan yang bertugas dalam mengawal dan mengamankan proses demonstrasi di depan umum dengan langkah atau pendekatan yang persuasif. Bukan dengan tindakan represif atau kekerasan.
“Sebagai mantan presiden mahasiswa yang dulu juga sering turun ke jalan, kami bahkan pernah menutup bandara, akan tetapi karena pendekatan yang wajar semua berjalan dengan damai dan aman-aman saja,” ungkap Politisi Partai Nasdem ini, Selasa (15/11/2022) kepada Kaltengoke.com.
Aparat keamanan ataupun mahasiswa sebaiknya saling menjaga diri dari emosi agar tidak tersulut saat berhadapan di lapangan, karena tujuannya aksi mahasiswa adalah menyampaikan aspirasi.
Alumni Fakultas Teknik UPR ini pun mengharapkan Gubenur Kalteng, Sugianto Sabran, agar tidak atau terkesan menghindar bahkan enggan untuk bertemu mahasiswa yang melaksanakan aksi.
“Hadapi saja, kedepankan dialog, dengarkan apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi adik-adik mahasiswa itu, jangan dihindari,” ucapnya.
“Dulu waktu zaman kami berhadapan dengan pak Teras Narang (Mantan Gubernur Kalteng) beliau menghadapi kami di lapangan, dan berujung pada diskusi-diskusi yang menarik. Dan, tidak ada muncul tindakan represif dari pihak aparat dan mahasiswa. Pada dasarnya, gubernur sebagai kepala daerah merupakan orang tua, mahasiswa adalah anak-anaknya. Jadi jangan dihindari,” pungkas Setiawan.(cen)
BACA JUGA : Demo Gubernur Kalteng Berakhir Ricuh Antara Mahasiswa dan Aparat
BACA JUGA : Kepala Satpol PP Berdalih Tak Sengaja Injak Kepala Mahasiswa saat Aksi Berlangsung Keos
BACA JUGA : Polisi Lebih Humanis, Satpol PP Dinilai Represif
BACA JUGA : Dua Aparat Satpol PP Korban Kericuhan Demo Gubernur Kalteng Melapor ke Polisi
BACA JUGA : Aksi Demonstrasi Keos, Tiga Mahasiswa dan Petugas Satpol PP Jadi Korban
BACA JUGA : Yansen Binti: Ibu Beratribut Loreng Orasi Depan Kantor Gubernur Bukan Anggota Hipakad