fbpx

Manisnya Sawit Diterpa Pahitnya Isu

isu
Karyawan perkebunan kelapa sawit PT Citra Putra Kebun Asri yang berinvestasi di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sedang menyortir buah kelapa sawit dari kebun petani, Kamis (11/11/2021). Foto: vinsensius.

SEMAKIN tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa. Sebuah ungkapan yang menggambarkan kondisi komoditas minyak kelapa sawit di Indonesia. Terpaan isu negatif tentang perkebunan kelapa sawit tak pernah ada hentinya.

Isu negatif yang terus berhembus tidak hanya dari dalam negeri, bahkan dari luar negeri. Banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik nasional maupun internasional yang pro-lingkungan dan sosial menebarkan black campaign isu lingkungan dan sosial.

Komoditas kelapa sawit sendiri disebut sebagai penyebab terjadinya deforestasi, kehilangan keanekaragaman hayati, konflik sosial, dan perubahan iklim. Pun kesehatan, minyak kelapa sawit dianggap dapat memicu penyakit. Seperti diabetes, kanker, jantung, kolestrol dan mengandung vitamin E yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.

Isu lingkungan terfokus pada alih fungsi hutan alam dan lahan gambut untuk kelapa sawit. Permasalahan ini dianggap mempunyai andil besar terhadap terjadinya deforestasi hutan tropis, hilangnya habitat satwa liar, sumber utama kebakaran hutan, dan akhirnya berkontribusi nyata dalam emisi gas rumah kaca.

Sedangkan isu keadilan terkait dengan isu sosial, yaitu terjadinya konflik sosial antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat lokal perihal status dan hak penggunaan lahan. Permasalahan keberlanjutan dan keadilan yang dicerminkan dari masalah lingkungan dan sosial di atas lebih lanjut berdampak lanjutan pada rencana pengetatan perdagangan minyak sawit dan turunannya.

DMCA.com Protection Status