Kendalikan Harga, Bulog Salurkan Beras kepada 113.783 KK se-Kalteng

bulog
Stok beras di gudang Kantor Wilayah Bulog Kalteng. FOTO: IFA

PALANGKA RAYA – Kantor Wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar launching bantuan pangan tahap III di Kota Palangka Raya serta kabupaten lain kepada 113.783 kepala keluarga (KK) dengan mendapatkan bantuan beras 10 Kg secara gratis.

Adapun kabupaten kota yang telah menerima distribusi hari ini antara lain, Kabupaten Kapuas, Seruyan, Kotawaringin Timur, Gunung Mas, Katingan, dan Lamandau.

Disebutkan Kepala Kantor Wilayah Bulog Kalteng, Budi Cahyanto di Kalteng sebanyak 113.783 KK, sedangkan di Palangka Raya 7.875 KK penerima.

“Jadi diakumulasi karena beras yang diterima 10 Kg. Jadi totalnya sebanyak 78 ton,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Kamis (1/8/24).

Budi menerangkan, tidak hanya daerah yang mudah dijangkau, namun pemerintah juga memperhatikan daerah-daerah terpencil dengan akses sulit, termasuk wilayah dengan jalur sungai untuk memastikan distribusi berjalan lancar.

“Selain itu, program ini juga diharapkan dapat mengendalikan harga beras di pasaran, mengingat adanya indikasi kenaikan harga terutama untuk beras impor. Melalui sosialisasi dan monitoring pasokan dan harga pangan, pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga beras lokal,” ucapnya.

Menurutnya, dengan pelaksanaan program ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang signifikan bagi lebih dari 113.000 orang di Kalteng, dimana dengan beras gratis secara otomatis mengurangi kebutuhan masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli ke pasar.

“Secara efektif mengurangi tekanan permintaan beras di pasar. Harapannya harga beras tidak terlalu tinggi naiknya,” terangnya. Diungkapkannya, indikasi kenaikan beras disebabkan oleh kenaikan beras lokal atau siam.

“Barangkali ada hubungannya dengan produksi yang mulai menurun, panen telah selesai, mengingat karakter masyarakat disini banyak yang mengkonsumsi itu sehingga memicu,” katanya.

Dikatakannya, berdasarkan survei dari Badan Pusat Statistik (BPS), beras siam unus merupakan beras yang dikonsumsi oleh masyarakat tercatat naik, namun secara umum untuk beras lokal, harganya masih standar.

“Kemudian untuk beras impor dari Jawa memang mengalami kenaikan Rp 100 sampai dengan Rp 200 dan ini telah diupayakan dengan kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP),” tutupnya. (ifa/cen)