PALANGKA RAYA – Polemik gaji pemain di tubuh Kalteng Putra berbuntut hukum. Sebanyak 23 pemain Kalteng Putra dilaporkan manajennya sendiri ke Ditreskrimsus Polda Kalteng, Kamis (25/1/2024) malam.
BACA JUGA: Penyaluran Dana PIP Jangan Ada Potongan
Laporan tersebut dilayangkan oleh manajemen Kalteng Putra, dikarena pemain “bernyanyi” atau membuat postingan di media sosial Instagram, perihal gaji yang tidak dibayarkan oleh pihak manajemen, sehingga membuat manajemen meradang atas sikap para pemain tersebut.
Kuasa Hukum Manajemen Kalteng Putra, Jeffriko Seran, mengungkapkan bahwa sejumlah pemain yang dilaporkan ini diduga memposting surat pernyataan di Instagram. Dimana caption-nya itu menggiring opini publik bahwa manajemen Kalteng Putra tidak membayar gaji pemain selama dua bulan, padahal kenyataan tidak.
“Seharusnya permasalahan itu tidak bisa langsung diposting ke media sosial dan akhirnya menyebabkan kegaduhan publik dan Kalteng Putra dibully,” ujar Jeffriko didampingi Manajer tim Kalteng Putra, Sigit Widodo.
Jeffriko berpandangan, seharusnya ada penyelesaian secara perdata jika para pemain merasa dirugikan.
Ia menjelaskan, keterlambatan tersebut sebenarnya hanya 15 hari. Namun demikian, menurut Jeffriko, caption tulisan para pemain tertulis dua bulan.
“Dari hal seperti itu, kita sebagai manajemen Kalteng Putra merasa dirugikan dan ini tahun politik, itu yang kita jaga. Makanya bentuk dari klarifikasi kita bahwa postingan-postingan itu tidak benar dan kita laporkan bahwa ini adalah pencemaran nama baik dari manajemen Kalteng Putra,” bebernya.
Menurutnya, laporan ini dasar hukumnya jelas berdasarkan UU ITE Pasal 27a Ayat 1 dengan ancaman 4 tahun kurungan dengan denda Rp 750 juta. Ia mengklaim sudah mempunyai bukti bahwa manajemen sudah membayar gaji para pemain.
“Buktinya ada caption mereka, ada foto-foto postingan mereka di sana, dan ada yang komen-komen disitu,” imbuhnya.
Sementara itu, Kalteng Putra terlihat bakal tak melanjutkan perjuangannya di babak play off degradasi Liga 2 musim ini. Pasalnya kondisi saat ini, tim kebanggaan warga Kalteng itu, justru banyak ditinggalkan para pemainnya.
Sebagian besar para pemain memilih kabur dari tempat penginapannya di Wisma Liontine, Jalan Sangga Buana I No.32, Kelurahan Palangka, Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Jumat (26/1/2024). Terbukti dari kamar-kamar pemain sudah terlihat kosong. Begitu juga dengan barang-barang yang menunjukkan keberadaan para pemain.
Padahal, sejatinya Kalteng Putra dijadwalkan akan bertanding melawan PSCS Cilacap pada laga tandangnya di Jawa Tengah, Sabtu (27/1) besok. Namun sepertinya hal itu, tak akan terlaksana. Jika benar, sehingga perjuangan Kalteng Putra untuk bertahan di Liga 2 musim depan dapat dipastikan gagal total. Sehingga tim ini benar-benar akan terdegradasi turun kasta ke Liga 3.
Salah satu pemain Kalteng Putra yang enggan menyebutkan namanya, membenarkan bahwa sebagian besar rekannya sudah meninggalkan Kota Cantik Palangka Raya untuk memilih pulang. Kondisi ini diakuinya lantaran dipicu oleh persoalan gaji yang belum kunjung selesai. Dia mengakui seharusnya sebelum tanggal 25 Januari 2024 tim sudah berangkat untuk melawan PSCS Cilacap.
“Kemarin sempat rembuk lagi, karena manajemen ada telpon soal berangkat atau tidak? Jika berangkat, manajemen akan belikan tiket untuk keberangkatan. Tapi dari pemain sudah sepakat bikin surat pernyataan sebelum ada pembayaran gaji, kita nggak akan melanjutkan permainan,” ujarnya dilansir dari prokalteng.co.
“Manajemen nggak bisa ngasih solusi, mereka cuman bisa bilang ke kita bahwa akan bertanggung jawab. Cuman belum tahu dibayar kapan. Kita nggak akan main. Terus ada dari manajemen kemarin nelpon bilang kalau nggak mau berangkat, ya mending bubar aja,” sambungnya.
Dia menjelaskan bahwa meskipun tak berangkat ke Cilacap, pemain berencana tetap bertahan di Palangka Raya. Alasannya untuk menghormati kontrak yang ada sampai pertandingan terakhir.
“Latihan lanjut, pertandingan gak berangkat. Tapi dari manajemen bahasanya seperti itu. Kalau besok nggak berangkat, bubar aja. Terus mereka bilang demi keamanan pemain sendiri, kalau gak pulang, yang di mess geser aja. Karena suasananya kaya gitu, pulang pakai tiket masing-masing, nggak ada tanggungan dari manajemen,” tegasnya.
Sementara terkait polemik gaji pemain Kalteng Putra, Ketua Kalteng Mania, Edy Syahbana, merasakan kecewa dengan apa yang terjadi di tubuh Kalteng Putra saat ini.
“Kami sadar dengan adanya polemik ini, bahwa Kalteng Putra bakal turun ke Liga 3 itu pasti, dan sebenarnya kita mau menyalahkan siapa? pemain wajar menuntut hak, artinya terlambat beberapa pun dibilang tidak profesional. Artinya di sini ada kesalahan manajemen juga, ketika hak-hak pemain tidak dibayarkan,” ujarnya.
Ia mengaku malu dengan kejadian tersebut. Seharusnya, harapan lewat sepak bola bisa mengharumkan nama Kalteng. Akan tetapi, hasilnya di lapangan, justru cibiran, cacian, bullyan lengkap di sosial media, akibat berita yang tersebar.
“Pemain juga seharusnya tidak seperti itu, kita ada kok mekanisme yang harus dilewati dalam menuntut haknya. Bukan arti semena-mena langsung ke media sosial, saya anggap wajar pemilik klub merasa dirugikan dengan postingan itu,” jelasnya. (rdo/hfz/hnd/kpg/cen)