PALANGKA RAYA–Banjir yang melanda puluhan desa di enam kecamatan wilayah Kabupaten Kapuas berdampak pada fasilitas listrik milik PLN. Seperti Unit Listrik Desa (ULD) Pujon yang mengaliri listrik ke sembilan desa yakni, Desa Pujon, Merakit, Tapen, Hurung Pukung, Penda Monte, Kota Baru, Kayu Bulan, Meranda, Masaran.
BACA JUGA: Dini Hari, Rumah Dinas Anggota TNI Terbakar
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng), Muhammad Joharifin, mengatakan akan melakukan pemadaman suplai listrik ke daerah terdampak banjir.
“Kami turut prihatin atas bencana banjir yang melanda di wilayah Pujon juga beberapa daerah lainnya di Kalimantan, PLN akan melakukan tindakan cepat dengan melakukan pemadaman suplai listrik ke daerah terdampak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti kesetrum,” ungkapnya.
Lanjutnya, melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kuala Kapuas, PLN melakukan percepatan pemulihan dengan berupaya meninggikan Low Voltage (LV) Board Gardu penyulang agar tidak terendam air.
“Selain di sisi ULD, petugas PLN berupaya melakukan evakuasi dan melokalisir rumah yang terendam banjir, tujuannya hanya satu yakni menjaga keselamatan masyarakat,” ucap Joharifin.
Kemudian, ucapnya, bahwa PLN UID Kalselteng juga melakukan upaya percepatan penyambungan ULD Pujon masuk dalam sistem grid Kalselteng, namun banjir menyebabkan proses penarikan kabel jaringan terkendala. Pasca banjir melanda kedepannya, segera PLN akan melanjutkan percepatan masuknya Kecamatan Kapuas Tengah dalam sistem kelistrikan grid.
Untuk menjaga kondusifitas daerah terdampak, PLN juga melakukan koordinasi dengan stakeholder setempat baik camat, TNI-Polri, Bhabinkamtibmas, serta kepala desa agar dilakukan pengamanan fasilitas listrik di rumah masing-masing demi menjaga keselamatan.
“Kita semua berharap banjir segera surut dan proses penyambungan ULD Pujon ke sistem grid dapat berjalan dengan lancar. Tetap utamakan keselamatan masyarakat dari bahaya setrum sebab tidak ada yang lebih berharga dari jiwa manusia,” pungkas Joharifin. (rul/cen)