2 Mitos di Tahun 2000an yang Pernah Diyakini Banyak Orang

2 Mitos di Tahun 2000an
foto: 21stcenturywire.com

Awal 2000-an adalah era di mana pembangunan besar-besaran, teknologi mulai mengepakkan sayapnya, dan banyak peristiwa yang terjadi. Situs web mulai dikenal, adanya tragedi 9/11, dan dua situs kecil yang dikenal sebagai Facebook dan YouTube diam-diam mengubah internet di masa depan.

Sekiranya, itulah yang mungkin disaksikan oleh generasi awal tahun 2000-an. Namun, banyak informasi yang salah dan masih terngiang hingga hari ini, serta adanya kebohongan yang menipu banyak manusia di awal era itu. Adakah kemungkinan mitos di bawah ini yang kamu yakini hingga sekarang?

1. Y2K adalah isu apokaliptik yang menggemparkan banyak pihak

Di tahun 1999, ada rumor terkait apokaliptik. Yakni hadirnya Y2K (Year 2000 problem) yang merupakan bug komputer, dan katanya bisa menyebabkan pesawat jatuh serta hal-hal mengerikan lainnya. Peristiwa ini diyakini akan datang di tengah malam pada 31 Desember 1999, namun nyatanya tidak ada yang terjadi di tanggal itu. Y2K adalah mitos dan kebohongan terbesar, yang membuat banyak orang mengalami kepanikan. Tapi juga terlihat bodoh ketika isu itu tidak benar.

Y2K mempengaruhi jalannya dunia digital. Slate menyatakan, menjelang Y2K, pemerintah AS menghabiskan banyak uang untuk melawan bug itu. Sistem pembagian informasi pemerintah Amerika Serikat adalah sistem informasi pertama yang tercepat dibandingkan kebanyakan demokrasi digital modern yang lain.

Perusahaan reguler terpaksa menjadikan IT sebagai model utama bisnis mereka, dan perusahaan teknologi melakukan pengeluaran terbesarnya. Nyatanya, kepanikan Y2K ada manfaatnya juga. Saat tragedi 9/11, itu adalah sistem darurat yang dibangun untuk memerangi shutdown Y2K yang memungkinkan infrastruktur Kota New York untuk terus berjalan.

2. Surat antraks yang melibatkan teroris Islam

Hanya tujuh hari setelah 9/11, serangan kembali dilakukan melalui kiriman surat pos yang mengandung bakteri antraks di Trenton, New Jersey. Beberapa minggu kemudian, 17 orang terinfeksi, lima di antaranya meninggal, seperti yang dilaporkan Smithsonian. Serangan-serangan itu membuat Amerika paranoid. Banyak surat berisi kalimat seperti “Allah Maha Besar,” dan media berita seperti The Guardian melaporkan bahwa itu adalah ulah teroris yang sama dengan 9/11. Banyak yang menduga keduanya saling

Namun pelakunya akhirnya terungkap, dia adalah Dr. Bruce Edwards Ivins yang bekerja di bidang antraks untuk Angkatan Darat Amerika Serikat. Ivins tidak pernah dihukum, karena melakukan bunuh diri sebelum kasus ini dibawa ke pengadilan. Departemen Kehakiman merilis kasus Ivins pada tahun 2008, dan itu sangat memberatkan.

Spora antraks yang digunakan pada tahun 2001 secara genetik adalah spora dalam labu yang dikenal sebagai RMR-1029, labu itu dilibatkan dalam aksi penelitian Ivins. Spora yang digunakan berada pada tingkat kemurnian yang hanya bisa dihasilkan oleh segelintir ahli di dunia – salah satunya adalah Ivins. Amplop yang digunakan dijual di dekat rumah Ivins, dan ia mencoba membuang barang bukti saat berada di bawah pengawasan FBI. (adc)

Baca Juga: Dini Hari, Gedung LPPM UPR Berkobar