TANAH LAUT – Siapa yang sangka bahwa penerapan Program Electrifying Agriculture yaitu pemanfaatan energi listrik melalui penerangan menggunakan lampu bohlam pada budidaya buah naga mampu memberikan dampak yang luar biasa terhadap produktifitas pohon.
Ketua Kelompok Petani Buah Naga Tani Makmur, Suhardianto merasakan dampak dari penggunaan lampu penerangan tersebut terhadap budidaya buah naga miliknya.
“Semenjak menggunakan penerangan untuk kebun buah naga saya, alhamdulillah buah naga milik saya jadi lebih produktif, buahnya juga bagus besar dan tebal,” pungkas Suhardianto.
Kelompok Petani Buah Naga Tani Makmur yang berlokasi di Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Laut, Kalimantan Selatan sebelum menggunakan lampu untuk penerangan di kebun buah naga hanya panen pada musim berbuahnya saja, kualitas buah nya pun tidak sebagus saat menggunakan lampu penerangan, terlihat kecil dan jumlah buahnya tidak banyak.
Setelah menerapkan lampu penerangan, dari 1 Hektar lahan yang dikelola produktivitas mereka meningkat dari 100 kg setiap kali panen menjadi lebih 200 kg per masa panen.
Alhasil pendapatan pun melejit dua kali lipat dari sekali panen yang dulu hanya menghasilkan laba Rp.1,4 juta, sekarang melesat menjadi Rp.3,5 juta dalam sekali panen, bahkan dirinya mengungkapkan kebun buah naga miliknya bisa panen 3 bulan sekali. “Ini termasuk buah naga yang berbuah di luar musim, dengan harga rata-rata tahunan Rp.14ribu per kilogram,” ujarnya.
Suhardianto merupakan generasi awal petani buah naga di Desa Kait-kait, Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut, dirinya mencoba peruntukan bertanam buah Naga mengikuti jejak keluarganya yang juga sama bertani buah naga namun di desa asalnya yaitu Banyuwangi, Jawa Timur. Sejalan berjalannya waktu, petani buah naga didesa tersebut terus bertambah.
Segar dan ranumnya buah naga membuat masyarakat kesengsem, namun di saat permintaan terus tumbuh. Produktivitas tanaman buah naga masih rendah sehingga tidak bisa memenuhi permintaan pasar.
Suhardianto pun tak tinggal diam, dirinya terus mengasah pengetahuannya terhadap budidaya buah naga dengan belajar secara otodidak dan mencoba strategi baru dengan penggunaan penerangan secara intensif pada kebun buah naga yang dipelajarinya melalui konten media sosial, alhasil upaya yang dijalankan membuahkan hasil.
Kini konsep tersebut telah di inisiasi oleh Suhardianto kepada seluruh anggota Tani Makmur agar budidaya buah naga didesanya dapat berkembang secara optimal. Dengan penerapan konsep yang dia bagikan, produksi Buah Naga didesa kait-kait kabupaten tanah laut mengalami peningkatan panen buah bahkan diluar musimnya.
Meski ada biaya investasi yang harus dikeluarkan diawal pemakaian, namun Suhardianto memastikan bahwa biaya itu masih lebih rendah dari hasil penjualan buah naga. Kini Suhardianto memiliki 1 hectare lahan buah naga yang dikelolanya.
Melihat potensi tersebut, PLN pun merespons dengan memberikan Kerjasama program TJSL dengan bantuan budidaya kebun buah naga menggunakan penerangan, Adapun bantuan yang disalurkan berupa kemudahan pemasangan jaringan listrik dan bohlam khusus untuk buah naga, kerjasama tersebut telah berjalan selama 7 bulan.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Muhammad Joharifin, mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung kemajuan petani dengan beralih menerapkan pertanian modern melalui Electrifying Agriculture. Program ini mampu meningkatkan produktifitas buah naga dan telah dibuktikan sendiri oleh petani buah naga.
“Kami siap mendukung pengembangan sektor pertanian modern melalui program Electrifying Agriculture, hal ini terbukti dapat memberi manfaat peningkatan terhadap budidaya buah naga sehingga mampu memberikan kesejahteraan dan memberikan harapan baru bagi petani buah naga,” tuturnya dalam keterangannya.
Program Electrifying Agriculture PLN diharapkan membawa pertanian Indonesia semakin maju, modern dan mandiri.
“Kami berharap program ini bisa menyokong sektor pertanian nasional, serta membawa kesejahteraan bagi para petani,” tutupnya.(adv/cen)