PALANGKA RAYA – Diduga terserang penyakit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), ratusan babi ternak di Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami kematian secara mendadak.
Hal tersebut, berdasarkan laporan yang disampaikan dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) ada 800 babi ternak yang mati mendadak. Jumlah itu berasal dari Kabupaten Katingan, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya.
“Sesuai konfirmasi dari lab BVet Banjarbaru, Kalimantan Selatan, hasil sampel yang kita kirimkan positif ASF. Namun beberapa di peternak populasi kecil belum terdata,” kata Kepala UPTD Puskeswan Kota Palangka Raya, drh Eko Hari Yuwono.
Eko mengatakan, ASF adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian yang tak bisa dihindari pada babi.
“Dan pastinya hal ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar,” jelasnya.
Kendati demikian, wabah ini tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk dikonsumsi.
“Tidak zoonosis, artinya tidak menular ke manusia. Daging aman dikonsumsi tapi limbahnya bila tidak ditangani dengan baik bisa menularkan ke ternak babi peliharaan,” jelasnya.
Tanda-tanda Klinis ASF dapat dilihat pada babi apabila mengalami kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum, diare berdarah, berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga serta mengalami demam 41 derajat Celsius, bintik merah dan tidak mau makan.
Dia menyarankan agar peternak segera melakukan pencegahan. Antara lain jangan memasukan babi baru, pakan harus dimasak, keluar masuk barang dan alat maupun orang ke peternakan juga harus dikontrol.
“Jangan menggunakan air sungai untuk minuman babi, jaga kebersihan kandang dan lakukan penyemprotan disinfektan secara rutin,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kabupaten Murung Raya, Ir Pujo Sarwono melalui Kepala Bidang Peternakan, Fuad Rivai S PT, membenarkan telah terjadinya puluhan kasus kematian mendadak yang terjadi terhadap ternak babi tersebut.
“Beberapa orang peternak babi di wilayah Kelurahan Beriwit sudah melaporkan kejadian ataupun kasus kematian dari ternaknya, dan telah kita kirimkan sampel kasus kematian babi ini ke LAB Hewan di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan untuk diteliti penyebab dari sekitar 80-an ekor yang mati di wilayah Kelurahan Beriwit,” Senin (11/10/2021) lalu.
Selain itu, ditambahkannya lagi pihaknya juga telah memberikan petunjuk kepada para peternak dalam upaya awal antisipasi penularan dari penyakit African Swine Fever (ASF) ini, seperti untuk segera mengosongkan kandang ternak selama dua bulan kedepan, melakukan penguburan terhadap ternak yang mati, dan dianjurkan agar tidak mengonsumsi dan menjual ternak tersebut.
BACA JUGA : Puluhan Babi Mati Mendadak, Terserang Penyakit Menular?
“Ternak yang masih hidup kita minta untuk segera diisolasi oleh para peternak agar tidak menimbulkan penyebaran dan kerugian yang lebih besar lagi, jika ditemukan ternak yang mati agar segera dilakukan pengosongan kandang dan ternak tersebut segera dikuburkan,” tambahnya. (rdo/cen)