Durian Berlimpah di Tengah Pandemi Covid-19, Tetapi Sepi Pembeli

durian
Pedagang durian menggelar dagangannya di depan gedung Damkar Kota Puruk Cahu, Kamis (29/7/2021). Foto:Yudi.

PURUK CAHU – Pedagang musiman buah durian di Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya (Mura), harus pasrah ketika barang dagangan sepi dari pembeli.

Kondisi tersebut lantaran adanya kebijakan pemerintah menerapkan PPKM untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 yang mewabah.

Penerapan PPKM ini membuat para pembeli dari luar daerah pun tidak berani untuk masuk ke wilayah Kabupaten Murung Raya, untuk membeli buah durian dengan skala besar. Kondisi ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, meski tahun ini buah durian cukup berlimpah.

Itoi warga Desa Belawan, Kecamatan Tanah Siang, Kabupaten Murung Raya, sejak pukul 14.30 WIB sudah menggelar lapak dagangannya. Di depan markas Damkar, Kamis (29/7/2021).

Durian yang ia jual hasil dari kebun sendiri. Namun itu tidak mengubah keadaan, bahwa durian yang ia panen dapat terjual habis.

“Saya biasa kalo sudah musimnya seperti ini biasa membawa banyak dari kebun, bisa sekali jualan membawa hingga 100 buah pak. saya bawa hari ini 50 buah saja,” kata Itoi, bapak dari tiga anak itu saat dibincangi.

Menurutnya, berjualan ditengah kondisi PPKM akibat pandemi Covid-19 kali ini sangat menyedihkan, dikarenakan sepi dari pembeli.

“Sepi sekali jualan kali ini, ya mungkin akibat Covid-19, kadang ada pembeli saya jual murah aja, biasa kalo buahnya besar bisa jual per buah Rp 25-50 ribu. Kalo Rp 50 ribu dapat 3 buah, saya bisa jual 7 buah Rp 50 ribu pak yang penting laku dan ada pemasukan,” ujarnya lagi.

Ia menuturkan, seperti beberapa tahun yang lalu, sebelum virus corona melanda Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Murung Raya, buah durian asli Murung Raya biasanya menjadi sasaran para pembeli besar dari daerah Kalimantan Selatan (Kalsel).

BACA JUGA : Bupati Murung Raya Optimis Vaksinasi Covid-19 Capai Target 

“Biasa mereka (Pembeli durian.red) datang dengan pikap atau truk langsung, namun sekarang hampir tidak ada terlihat lagi,” ucapnya tampak sedih dan pasrah dengan keadaan.

Namun dibalik kesedihannya, warga Desa Belawan ini tetap optimis dengan usahanya, karena selain menjual buahnya, buah durian ini juga bisa dibuat produk makanan lainnya seperti, dodol, tampuyak, yang menurutnya mempunyai nilai ekonomis.

“Ya kalo tidak laku, kami akan buat dodol ataupun tampuyak pak, jadi masih bisa dipasarkan lagi,” tutupnya. (udi/cen)