PALANGKA RAYA – Meski di masa pandemi Covid-19. Universitas Palangka Raya (UPR) menargetkan akreditasi internasional.
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Palangka Raya, Dr Andrie Elia.
Ia mengatakan, kampus terbesar di Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki akreditas B. Ini menjadi perhatian bersama, agar kedepan bisa ditingkatkan menjadi akreditasi A.
Akreditasi B ini jangan membuat civitas akademik merasa lebih baik. Namun sebaliknya, kata Andrie Elia, Universitas Palangka Raya harus dapat lebih baik lagi.
“Hingga kini pencapaian akreditasi di UPR dengan kategori baik dan unggul. Bahkan telah mencapai 98 persen,” terangnya, Minggu (25/7/2021).
“Di tahun 2022 nanti, kita akan upayakan akreditasi internasional di tingkat fakultas. Kemudian ditahun yang sama juga kita akan upayakan peningkatan akreditasi ditingkat universitas,” tegasnya.
Lanjutnya, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan di kampus UPR ini. Baik satuan kerja ditingkat program pendidikan hingga tingkat fakultas.
“Semua capaian ini adalah kerja keras bersama. Oleh karena itu, kedepannya mari kita semua semakin berkerja lebih keras lagi agar UPR ini menjadi universitas yang lebih baik lagi,” ucapnya
Ada beberapa fakultas yang akan didorong mencapai akreditasi internasional. Salah satunya adalah Fakultas Teknik.
BACA JUGA : Ini Tiga Tantangan Perguruan Tinggi Menurut Rektor UPR
Namun terlepas dari itu, ia tetap meminta semua civitas akademik yang dilingkungan UPR untuk mendukung fakultasnya untuk mencapai akreditasi yang lebih baik dari sekarang.
“Apabila fakultas sukses mencapai akreditasi internasional, maka UPR juga memiliki peluang untuk mendapatkan akreditasi internasional. Mari kita berdoa, dan saat ini sudah kita bangun pondasi menuju hal tersebut,” terangnya.
Selain itu, rektor menyebutkan perguruan tinggi di Indonesia saat ini berhadapan dengan tiga tantangan besar. Yakni, Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Pandemi Global Covid-19, dan Revolusi Industri 4.0.
Tiga tantangan itu memaksa perguruan tinggi cepat belajar beradaptasi, menggeser paradigma, perubahan budaya belajar dan kerja (Cultural Change) untuk bergerak maju dengan menciptakan berbagai inovasi pembelajaran dan penelitian.
Tujuannya agar perguruan tinggi dapat berdaya tahan (survival), berdaya cipta (value added cration) dan berdaya saing (competitiveness). (rul/abe/cen)