KASONGAN – Pembangunan ruas jalan dari Kereng Pakahi, Kecamatan Kamipang menuju Desa Kampung Melayu, Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan yang sempat terkendala akibat masuk kawasan hutan produksi dipastikan bisa dilanjutkan.
Pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menyatakan, bahwa usulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan terkait penggunaan kawasan hutan melalui mekanisme Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) untuk pembangunan jalan wilayah pesisir dinyatakan laik dan memenuhi persyaratan.
Hal tersebut diketahui, saat Penjabat (Pj) Bupati Katingan Saiful, S.Pd, M.Si didampingi sejumlah kepala OPD melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor KLHK RI di Jakarta, guna mengkoordinasikan PPKH wilayah Kereng Pakahi hingga Kampung Melayu.
“Setelah dilakukannya koordinasi dan dibuatkan surat permohonan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI beberapa bulan yang lalu, akhirnya sekarang permohonan tersebut dikabulkan,” ujarnya, baru-baru ini.
Menurut dia, dengan disetujuinya permohonan tersebut sudah tentunya patut disyukuri. Doa dan harapan masyarakat Katingan agar terbukanya keterisolasian jalan darat di wilayah Kecamatan Mendawai dan Katingan Kuala, sudah mendapat titik terang.
“Yaitu, akan terbitnya Surat Keputusan atau SK persetujuan dari KLHK RI,” jelas Saidul.
Bupati mengatakan, jika SK Persetujuan itu merupakan salah satu modal utama bagi Kabupaten Katingan dalam mewujudkan jalan tembus guna membukaketerisolasian.
“Dengan tembusnya ruas jalan itu nantinya, banyak hal yang didapat di sejumlah kecamatan yang berada di wilayah Selatan Katingan ini. Diantaranya akses hasil pertanian, budaya, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya,” imbuhnya.
Terpisah, Camat Katingan Kuala Hariadi Utomo menuturkan bahwa dengan disetujuinya kelanjutan pembangunan ruas jalan tersebut tentu masyarakat menyambut gembira dan mengucapkan terima kasih kepada Pj. Bupati Katingan beserta instansi terkait lainnya.
“Karena, terkoneksinya ruas jalan antara Kecamatan Mendawai menuju Kereng Pakahi ini merupakan impian masyarakat sejak belasan tahun lalu,” ujarnya.
Jika akses jalan tersebut benar-benar sudah bisa dilewati oleh kendaraan roda dua hingga roda empat, perekonomi masyarakat di dua Kecamatan yang terkenal dengan lumbung padi dan perikanan tersebut tentu akan lebih meningkat.
“Pasalnya, penjualan tidak lagi berharap kepada para tengkulak. Namun, bisa dijual langsung kepada konsumen dan kepada para pedagang di ibukota,” ucapnya. (ndi)