Banjir Belum Usai, Status Tanggap Darurat Diperpanjang

Banjir
BANJIR: Seorang ibu sedang menaiki perahu sebagai transportasi saat dilanda banjir. INSERT: Tampak warga melintas di tengah banjir di Jalan Mendawai, Kota Palangka Raya. FOTO: NAB*

PALANGKA RAYAPemerintah Kota Palangka Raya kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana banjir. Sebelumnya status tanggap darurat ditetapkan tujuh hari yang lalu, terhitung sejak tanggal 10 sampai dengan 17 Maret 2024. Sementara untuk perpanjangan kali ini hanya berlaku selama selama tiga hari.

BACA JUGA: Tiga Bulan Kabur, Pencuri HP Dibekuk Polisi

“Meskipun telah adanya penurunan debit air, berdasarkan hasil rapat ditetapkan Kota Palangka Raya memperpanjang status tanggap darurat bencana untuk tiga hari kedepan, dimulai dari tanggal 18 sampai dengan 20 Maret 2024,” ungkap Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi saat di wawancarai media, Minggu (17/03/24).

Perpanjangan waktu status tanggap darurat bencana banjir tersebut, berdasarkan pertimbangan kondisi saat ini. Dimana banjir masih menggenangi, dan masih ada rumah yang terendam, pengungsi masih tinggal sementara di posko lapangan dan pertimbangan lainnya.

“Berdasarkan hasil rapat diputuskan pelaksanaan posko induk ada di Kantor BPBD di Jalan Badak. Kemudian secara berjenjang posko dan korlap di wilayah terdampak banjir akan kita geser ke kelurahan.  Nantinya lurah akan bertanggung jawab atas wilayahnya masing-masing secara bertahap,” ujarnya.

BPBD Kota Palangka Raya telah membekali kelurahan di Kota Palangka Raya dengan sosialisasi pembentukan tim siaga bencana dalam rangka mewujudkan Kelurahan Tangguh Bencana. Hal ini, dirasa cukup mampu setiap kelurahan untuk bertanggung jawab atas wilayahnya masing-masing, terlebih debit air sudah mulai surut.

“Saat ini posko pengungsian yang masih kita pertahankan ada di posko lapangan Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, yang bertempat di SDN 1 Langkai Kota Palangka Raya. Sudah kita koordinasikan dengan kepala sekolahnya,” terangnya.

Ia mengakui, dengan masih adanya posko lapangan di sekolah dasar tersebut, nantinya akan mengganggu pembelajaran sekolah anak-anak. Pihaknya mengungkapkan hanya akan menggunakan bangunan aula sekolah tersebut saja. Kelas-kelas yang ada masih dapat difungsikan untuk proses pembelajaran sebagaimana mestinya.

Pihaknya melaporkan kondisi banjir update terakhir Minggu (17/03/204), pantauan Tinggi Muka Air (TMA) untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kahayan mencapai 80 centimeter dan TMA untuk DAS Sungai Rungan mencapai 60 centimeter.

“Kondisi debit air di masing-masing kelurahan ada penurunan kurang lebih lima centimeter sampai dengan 20 centimeter dengan kondisi cuaca pemantauan hujan ringan cenderung ringan,”

Berdasarkan rekapitulasi data wilayah yang terdampak banjir di Kota Palangka Raya, dari empat kelurahan terdampak banjir dimana jumlah korban mencapai 9.502 KK, 32.877 jiwa, dan 5.506 rumah terendam banjir.

“Total pengungsi dari lima posko pengungsian Kelurahan Langkai, Kelurahan Palangka, Kelurahan Kameloh Baru, Kelurahan Danau Tundai dan Kelurahan Kalampangan sebanyak 166 KK pengungsi dan 421 jiwa,” ungkapnya.

Hendrikus Satria Budi menuturkan, upaya yang telah dilakukan pihaknya setiap hari yakni, pemantauan debit air, pemantauan lokasi bencana banjir, mendirikan posko serta sarana prasarana dan pemantauan instalasi listrik. (nab*/cen)

Penulis: KaltengokeEditor: Admin2