KUALA KURUN – Sebuah cuplikan aksi bullying atau perundungan dilakukan oleh sekelompok siswi SMAN 1 Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, baru-baru ini.
Dalam video yang terbagi menjadi dua sesi tersebut, terlihat aksi beberapa orang siswi yang melakukan penghinaan terhadap kondisi fisik seorang siswi lainnya yang duduk di bangku serta meja.
Belum diketahui maksud motif kejadian detail dari video yang viral di media online Facebook yang diunggah akun @Denie Febriani tersebut. Untuk nama sejumlah siswi belum diketahui serta korbannya, yang terlihat di video berbaju SMA 1 Kuala Kurun Gunung Mas lambang kelas X.
“Dasar kelainan, sok pede metu (binatang), sok cantik,” ucap beberapa orang siswi yang sembari bersahutan menyerang korban. “Bukan kelainan aku ini masih waras ja,” ucap korban.
Dalam konfirmasi yang dilakukan oleh awak PE, Kepala SMAN 1 Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas, Batuah, angkat bicara soal video viral perundungan di sekolahnya. Ia pun membenarkan adanya video viral di media sosial terkait perundungan di dalam kelas tersebut.
Dirinya merasa kecolongan dengan adanya kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolahnya itu. Mengingat, pihak sekolah selalu melakukan sosialisasi agar peserta didik tidak melakukan aksi bullying ataupun kekerasan.
“Tentunya merasa kecolongan. Karena kami sudah secara intens melakukan sosialisasi anti kekerasan dan bullying bagi peserta didik. Khususnya peserta didik kelas 10 yang baru saja lulus dari jenjang SMP,” ungkapnya.
Dalam peristiwa ini, pihak sekolah dikatakan Batuah, sempat memanggil peserta didik yang terlibat dan menggali informasi terkait kejadian tersebut, pada Rabu (31/7) kemarin.
Hasil yang diperoleh dari pengakuan siswi yang terlibat. Permasalahan ini bermula pada Selasa (30/7) setelah apel pagi. Korban diduga mengatakan kepada pelaku perundungan bahwa telah merebut pacar temannya. Keduanya sempat cekcok namun korban menghindari pertengkaran pada waktu itu.
“Tak lama, mungkin merasa tidak terima dikatakan seperti itu. Masalahnya berlanjut lalu terjadilah perselisihan antara keduanya seperti di video yang beredar,” ungkap Kepsek SMAN 1 Kuala Kurun.
Akibat kejadian tersebut, sekolah juga memanggil pihak orang tua korban dan pelaku perundungan untuk melakukan mediasi dan diselesaikan secara kekeluargaan serta mencoba mengantisipasi video yang beredar agar tidak disebarluaskan.
Namun, belum sempat mengucapkan kata damai, suasana semakin panas setelah adanya ketersinggungan pihak orang tua korban akibat unggahan status media sosial orang tua salah satu pelaku yang menyebutkan viralnya video perundungan ini termasuk pencemaran nama baik.
“Kita sudah memfasilitasi agar kedua belah pihak berdamai. Tapi ketika kita lakukan pemanggilan terhadap orang tua. Salah satu orang tua pelaku membuat status keberatan bahwa si korban melakukan pencemaran nama baik dengan adanya video yang sedang viral di FB,” Ujarnya
Pihak orang tua korban pun lantas diketahui membawa permasalahan ini ke ranah kepolisian. Saat ini mediasi dilakukan oleh Unit PPA Satreskrim Polres Gunung Mas dan hingga berita ini ditayangkan masih menunggu hasil lebih lanjut.
Menanggapi peristiwa perundungan yang terjadi di SMAN 1 Kuala Kurun dan telah viral di media sosial, Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kalteng, M. Reza Prabowo, meminta semua pihak untuk mengambil langkah tegas.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMAN 1 Kuala Kurun dan seluruh pihak sekolah yang telah mengambil tindakan cepat dan sigap dalam menanggapi kasus perundungan ini. Langkah-langkah yang telah dilakukan, seperti pemanggilan siswa terkait, bimbingan dan klarifikasi, mediasi dengan orang tua siswa, serta pembuatan surat pernyataan dan video permohonan maaf, menunjukkan komitmen sekolah dalam menangani kasus ini dengan serius,” kata Reza, Rabu (31/7/24) malam.
Ia juga menekankan, pentingnya peran semua pihak dalam mencegah terulangnya kasus serupa dan berharap semua sekolah di Kalteng dapat belajar dari kejadian ini dan memperkuat upaya pencegahan perundungan di lingkungan sekolah. Seperti edukasi mengenai bahaya dan dampak perundungan harus terus digalakkan, baik kepada siswa, guru, maupun orang tua.
“Saya memahami bahwa mediasi tidak selalu mudah, tetapi upaya untuk menyelesaikan masalah secara damai harus terus diutamakan. Kami juga berharap semua pihak, termasuk orang tua siswa, dapat bersikap bijaksana dan mendukung upaya penyelesaian dengan penuh pengertian dan kerja sama,” tuturnya.
Reza juga menegaskan, pentingnya kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menangani isu perundungan. Selain itu, Disdik Kalteng akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan dan penanganan perundungan di sekolah-sekolah berjalan efektif.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi semua siswa. Mari kita bersama-sama membangun budaya sekolah yang saling menghargai dan bebas dari perundungan,” katanya.
Disdik juga telah mengalokasikan dana untuk pemasangan CCTV di seluruh sekolah di Kalteng. Dimana, langkah ini diambil untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan di lingkungan sekolah, sehingga kasus-kasus perundungan dan pelanggaran lainnya dapat diminimalisir.
“Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan positif bagi semua siswa. Kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat ditoleransi, dan kita harus berupaya keras untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi di masa depan,” tutupnya. (rdo/ifa/cen)