Selama 2024, Terdapat 50 Kasus HIV/AIDS di Kalteng

selama 2024
Kabid P2P Provinsi Kalteng, Dr. Riza Syahputra. FOTO: IFA

PALANGKA RAYA-Sepanjang tahun 2024 terdapat kurang lebih 50 kasus HIV/AIDS se-Kalteng dengan lokasi khusus (lokus) utama di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Barito Utara, dan Murung Raya.

Data tersebut, disampaikan secara langsung oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Kalteng, Dr Riza Syahputra.

“Memang ada peningkatan 2024 sekitar 50-an kasus, masih dibawah 100,” ujarnya, Selasa (14/5/24).

Sementara, untuk 2023, terdapat kurang lebih 500 kasus dengan paparan se-Kalteng, Kota Palangka Raya sebanyak 208 kasus, Gunung Mas dengan 0 kasus, Kotawaringin Timur 119 kasus, Kotawaringin Barat 81 kasus, Katingan 24 kasus, Barito Selatan 19 kasus, Barito Utara 19 kasus, Lamandau 17 kasus, Murung Raya 15 kasus, Sukamara 13 kasus, Barito Timur 10 kasus, Kapuas 8 kasus, Seruyan 5 kasus, dan Pulang Pisau 1 kasus.

Dijelaskannya, untuk faktor yang menjadi pemicu adanya penyakit ini, diantaranya adalah hubungan sesama jenis, seks bebas, dan penggunaan jarum suntik. Dari sekian banyak kasus yang terjadi, diungkapkannya, hubungan sesama jenis lebih mendominasi penyebab kasus ini.

“Ada LSL (Laki-laki suka Laki-laki), kemudian perempuan suka perempuan, gaya hidup bertukar pasangan, seks bebas, itu yang sering terjadi, kemudian juga kesadaran untuk memakai alat kontrasepsi masih kurang,” ucapnya.

Pihaknya mengaku telah melakukan upaya pendekatan terhadap komunitas, sebagai bentuk pendampingan agar dapat lebih mendekatkan diri kepada penderita HIV/AIDS.

“Jadi pendekatan sudah dilakukan, dimana petugas kita sudah turun ke lapangan, melakukan pendampingan dengan komunitas itu,” imbuhnya.

Ia menambahkan, dinkes telah melakukan evaluasi terhadap kasus ini, dengan merujuk pada kementerian dan juga pemantauan di lapangan. Mengingat, HIV/AIDS memiliki beberapa ciri khusus, diantaranya adalah daya tahan tubuh yang melemah, penyakit yang menyertai seperti adanya diare yang mendadak, dan juga munculnya tuberculosis (TBC).

“Gejala awalnya seperti lemah, pusing, nafsu makan menurun, kemudian karena daya tahan tubuh itu sudah tidak bagus lagi, muncul itu penyakit-penyakit yang lain jadi tidak bugar lagi. Jadi sesuatu yang melemahkan tubuhnya akan memicu penyakit-penyakit yang lain,” pungkasnya. (ifa/cen)