Penyaluran Kredit Didominasi oleh Non-UMKM

WAWANCARA: Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah, Otto Fitriandy, saat diwawancara oleh awak media. Foto: rdi

PALANGKA RAYA – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah, Otto Fitriandy, menyampaikan pada sektor perbankan, kinerja bank umum, baik konvensional dan syariah, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

“Per bulan Februari 2024 aset bank umum di Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 15,57 persen (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 20,33 persen (yoy) dan Kredit/Pembiayaan meningkat sebesar 7,63 persen (yoy) dengan tingkat kredit bermasalah (Non-Performing Loan/Financing) sebesar 1,67 persen,” ucapnya, Kamis (18/4/2024).

Adapun jenis kredit didominasi oleh kredit konsumtif yang memiliki porsi sebesar Rp18,11 triliun, dengan lima sektor ekonomi kredit terbesar, antara lain pertanian, perburuan dan kehutanan, kepemilikan peralatan rumah tangga, perdagangan besar dan eceran, pemilikan rumah tinggal, dan industri pengolahan.

“Sedangkan penyaluran kredit berdasarkan jenis usaha, didominasi oleh non-UMKM, yakni sebesar Rp 29,77 triliun atau 64,81 persen dari total penyaluran kredit,” lugasnya.

Sementara itu, lima kabupaten/kota dengan penyaluran kredit terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah, berada di Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Barito Utara.

Selain itu, kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS), pada bulan Februari 2024 mengalami pertumbuhan dengan baik, apabila dibandingkan dengan posisi Februari 2023 yang tercermin dari peningkatan Aset sebesar 17,35 persen (yoy), peningkatan Dana Pihak Ketiga sebesar 17,85 persen (yoy), dan peningkatan Kredit sebesar 13,86 persen (yoy).

Adapun tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) BPR pada bulan Februari 2024 meningkat sebesar 1,17 persen (yoy) menjadi sebesar 3,55 persen, sedangkan tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) pada BPRS meningkat 5,61 persen (yoy) menjadi sebesar 8,47 persen. (rdi/cen)