fbpx

Peran Bunda Literasi untuk Budayakan Gemar Membaca

Peran Bunda
FOTO BERSAMA: Bunda Literasi Provinsi Kalteng, Yulistra Ivo Azhari Sugianto Sabran, foto bersama dengan peserta rakor bunda literasi tingkat Provinsi Kalteng, Jumat (8/12/2023). FOTO: ITA*/PE

PALANGKA RAYA–Bunda Literasi Provinsi Kalteng, Yulistra Ivo Azhari Sugianto Sabran, mengatakan indeks literasi di Indonesia masih sangat rendah. Indonesia berada pada peringkat ke-62 dari 70 Negara.

BACA JUGA: Hujan Lebat, Maling Bobol Warung Warga

Di Kalteng, berdasarkan kajian Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalteng tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan masih tergolong rendah.

BACA JUGA: Kompol Uni Jabat Wakpolres Katingan

“Perlu diketahui 70 persen kegiatan membaca masyarakat Kalteng dilakukan pada saat di rumah dan 18-5 persen masyarakat menyatakan melakukan kegiatan membaca di perpustakaan umum,” tuturnya, Jumat (8/12/2023).

Olehnya, peran bunda literasi sangat penting dalam membantu pemerintah daerah untuk menggalakkan promosi gemar membaca dengan tujuan meningkatkan literasi keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kalteng, Sri Widanarni, mengatakan perpustakaan mempunyai peranan penting yang menjadi bagian tidak terpisahkan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya di Provinsi Kalteng.

“Berdasarkan data hasil survei statistik sektoral bidang perpustakaan tingkat kegemaran membaca (TGM) Tahun 2023 menempatkan Kalteng pada kategori ‘tinggi’ dengan nilai 60,59,” jelasnya.

Dari hasil survei tergambar pola perubahan hidup aktivitas masyarakat di Kalteng, yakni lebih banyak mencari referensi bahan bacaan melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Youtube, serta lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengakses internet.

Berdasarkan laporan indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) Tahun 2022, Kalteng masuk dalam kategori sedang, dengan nilai sebesar 56,06.

“Dari hasil survei IPLM tersebut, diketahui juga terdapat satu kabupaten dengan kategori sangat rendah, empat kabupaten kategori rendah, satu kota dan tujuh kabupaten dengan kategori sedang, dan satu kabupaten kategori tinggi. Sebesar 0,45 persen dari jumlah penduduk melakukan kunjungan ke perpustakaan,” jelasnya.

“Menjadi harapan kita bersama, bunda literasi dapat bersinergi mencari terobosan dan melahirkan inovasi baru sesuai dengan karakter masyarakat kita, tentunya bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, pegiat, komunitas, dan organisasi masyarakat,” tuturnya.

Budaya literasi menjadi salah satu faktor kunci untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkualitas unggul, yang mampu melakukan akselerasi untuk kemajuan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, mari bersama-sama kita majukan literasi di Kalteng, demi terwujudnya Kalteng semakin Berkah.

Sementara itu, Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalteng, Hj Nunu Adriani, menyampaikan perpustakaan daerah terus menjadi jantung ilmu pengetahuan dan informasi untuk masyarakat luas. Kedudukannya yang strategis tidak hanya sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat, tetapi juga sebagai pilar dalam mewujudkan tujuan mencerdaskan masyarakat.

Provinsi kalteng secara tegas menjalankan visi literasi melalui Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pengembangan Perpustakaan dan Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pembudayaan Gemar Membaca.

“Tujuan utama adalah meningkatkan minat, kegemaran, dan kebiasaan membaca masyarakat, menciptakan masyarakat pembaca, serta mendorong menuju masyarakat belajar,” terangnya. (ari*/ita*/cen)