Tanggap Darurat Ablasi!

Solusi Pemko Palangka Raya Akan Lakukan Relokasi

ablasi
Lokasi ablasi daerah aliran Sungai Kahayan di Kota Palangka Raya, Rabu (11/1/2023). Foto:Ist

PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan status tanggap darurat ablasi yang terjadi di daerah aliran Sungai Kahayan. Hal ini disampaikan Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Emi Abriyani.

“Wali Kota tadi malam sudah menyampaikan bahwa saat ini, kondisi kita status tanggap darurat,” Rabu (11/1/2023).

Penetapan status tanggap darurat ini lantaran seringnya terjadi ablasi di daerah bantaran Sungai Kahayan. Bahkan, berdasarkan peninjaun BPBD Kota Palangka Raya bersama rombongan dengan didampingi Camat Pahandut, Berlianto, pihaknya melihat rawannya terjadi ablasi susulan.

BPBD sendiri pun telah melakukan pengecekan terhadap kondisi air dan lahan dengan sound navigation and ranging (Sonar) melalui kapal milik disdalduk di Pelabuhan Rambang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya.

”Berdasarkan hasil peninjauan pengecekan yang kami laksanakan tepatnya di salah satu lokasi yaitu, Jalan Kalimantan, ada kondisi tanah yang lembek. Jadi sewaktu-waktu itu bisa longsor,” ujar Emi.

Hasil deteksi dari sistem sonar, dikatakan Emi, ternyata kondisi tanah yang lembek tidak hanya pada daratan saja, namun pengendapan juga telah terjadi di bawah air.

“Kondisi seperti ini bahaya kalau misalnya masyarakat tetap bertahan tinggal,” terangnya Emi.

Emi menjelaskan, langkah strategis Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menghadapi hal tersebut, adalah dengan melakukan relokasi wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Termasuk salah satunya ablasi ini.

”Langkah ke depannya Pemko Palangka Raya bekerja sama dengan Pemprov Kalteng akan merelokasikan daerah yang rawan terhadap bencana, dengan konsep penataan pinggiran sungai. Tepatnya di daerah aliran Sungai Kahayan di Kota Palangka Raya,” ungkap Emi.

Diantaranya terhitung dari kawasan wisata Taman Pasuk Kameloh, Tugu Soekarno hingga kawasan Pelabuhan Rambang dengan mewujudkan kawasan pinggiran sungai menjadi area water front city (WFC).

Lebih lanjut, Emy memberikan imbauan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran Sungai Kahayan ini, untuk selalu waspada dan berhati-hati saat beraktivitas.

”Saya memberikan imbauan kepada masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di bantaran Sungai Kahayan saat ini harus waspada, karena bencana ablasi ini akan terus timbul. Karena dari hasil pemantauan kami, bahwa di bawah tanah, khususnya tempat pondasi rumah itu,  di atasnya terlihat padat. Namun di bawahnya air semua,” bebernya.(rdo/cen)

BACA JUGA : Abrasi, 27 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal