PULANG PISAU- Meluapnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan akibat pendangkalan sungai yang disertai tingginya intensitas hujan beberapa hari terakhir berdampak pada terendamnya enam desa di Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau.
Keenam desa tersebut, yakni di Kecamatan Banama Tingang, yaitu Desa Tangkahen, Bawan, Pahawan, Ramang, Hanua dan Hurung. Ketinggian debit air antara 30 – 65 cm hingga berdampak pada 990 jiwa dari 321 kepala keluarga (KK) terdampak banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pulang Pisau, Salahudin mengatakan bencana banjir di Kecamatan Banama Tingang disebabkan meluapnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan akibat pendangkalan sungai yang disertai tingginya intensitas hujan beberapa hari terakhir. Sehingga, mengakibatkan fasilitas umum di 6 Desa di Kecamatan Banama Tingang terdampak banjir.
“Banjir di Kecamatan Banama Tingang ini merendam beberapa fasilatas umum di 6 desa, termasuk akses jalan menuju ke pemukiman warga yang berada di bantaran sungai. Namum luapan air saat ini masih belum sampai
menggenang rumah-rumah warga” ucap Salahudin, Kamis (11/11/2021).
Salahudin menyebutkan, warga terdampak banjir di Desa Tangkahen sebanyak 88 KK dan 273 Jiwa, dengan ketinggian Air antara 20 – 35 Cm. Desa Bawan dengan ketinggian air antara 05 – 20 Cm, Desa Pahawan 82 KK, 258 jiwa dengan ketinggian air 20 – 35 Cm, Desa Ramang berjumlah 41 KK, 124 Jiwa, ketinggian air 20 – 65 Cm. Sedangkan untuk Desa Hanua terdampak 80 KK, 240 Jiwa, ketinggian air 20 – 65 Cm dan Desa Hurung 30 KK, 95 Jiwa, dengan ketinggian air antara 20 – 60 Cm.
“Terkait perkembangan dan kondisi banjir, kita terus melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan dan pemerintah desa di Kecamatan Banama Tingang” ucapnya.
Salahudin juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat untuk siaga dan waspada terhadap banjir. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan tempat dan transportasi untuk pengungsi berupa tenda pengungsian dan ruang Aula kecamatan dan perahu karet (LCR) atau kelotok mesin jika sewaktu-waktu luapan air terus meninggi. (ung/bud)