Nanad Yustantinova, Anak Disabilitas dari Pulang Pisau Ukir Prestasi Lewat Bocce

Nanad Yustantinova
Nanad Yustantinova (kanan), saat berdiri di podium penghargaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Disabilitas Tingkat Nasional 2025 di Bogor. Foto: Humas Disdik Kalteng

DERAI tepuk tangan mengiringi langkah seorang siswi dari Kalimantan Tengah, Nanad Yustantinova, saat berdiri di podium Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Disabilitas Tingkat Nasional 2025 di Bogor.

Gadis mungil yang kini duduk di bangku kelas VI Sekolah Khusus Negeri (SKH) 1 Pulang Pisau itu berhasil menyumbangkan medali perunggu di cabang olahraga Bocce. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, olahraga ini mungkin terdengar asing. Namun dari tangan Nanad, Bocce mendapat panggung baru sekaligus bukti bahwa semangat juang tak pernah mengenal batas.

Bocce berasal dari Italia dan populer di Eropa. Sekilas mirip permainan kelereng atau bola bekel, hanya saja menggunakan bola khusus yang lebih besar. Aturannya sederhana: pemain harus melempar bola sedekat mungkin dengan bola sasaran kecil yang disebut pallina.

Meski terlihat mudah, Bocce sejatinya menuntut strategi, fokus, dan keterampilan tinggi. Pemain harus mampu mengukur kekuatan lemparan, mengendalikan arah, sekaligus membaca strategi lawan.

Bagi anak-anak disabilitas, Bocce punya arti lebih dari sekadar olahraga. Ia berfungsi sebagai sarana terapi yang melatih koordinasi motorik, kesabaran, serta kemampuan mengambil keputusan. Tak heran Bocce dipertandingkan dalam ajang nasional seperti O2SN Disabilitas.

Nanad awalnya hanya mengikuti latihan rutin di sekolah dengan bimbingan guru-gurunya. Dengan penuh semangat, ia belajar teknik dasar Bocce: menggenggam bola, mengukur kekuatan, hingga strategi menghadang bola lawan.

Kerja keras itu membuahkan hasil. Saat tampil di O2SN Disabilitas tingkat nasional di Bogor, Nanad menunjukkan ketenangan. Lempar demi lempar ia lakukan dengan percaya diri, hingga akhirnya mengunci posisi ketiga dan berhak membawa pulang medali perunggu untuk Kalimantan Tengah.

Kepala SKH Negeri 1 Pulang Pisau, Masciani, mengaku sangat bangga dengan pencapaian anak didiknya.

“Saya sangat bangga dan bersyukur melihat prestasi siswa kami, Nanad Yustantinova. Ia bukan hanya mengharumkan nama sekolah, tapi juga membawa nama baik Kalimantan Tengah,” ujarnya, Senin (25/8/2025).

Ia berharap prestasi Nanad menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lain. “Keterbatasan bukanlah penghalang. Justru dengan semangat, kerja keras, dan dedikasi, anak-anak bisa mengembangkan talenta mereka,” tambahnya.

Bagi Nanad, prestasi ini bukan hanya soal medali. Kisahnya adalah tentang keberanian seorang anak dari tepian sungai Pulang Pisau yang mampu menembus batas dan memberi harapan baru bagi banyak orang.

Kini, masyarakat Kalimantan Tengah punya alasan baru untuk bangga. Dari sebuah sekolah khusus, lahirlah seorang atlet cilik yang membuktikan bahwa prestasi tak pernah mengenal batasan. Dan mungkin, kisah Nanad hanyalah awal dari lahirnya lebih banyak bintang olahraga disabilitas dari Bumi Tambun Bungai. (*)

 

Penulis: Siti Nur Marifa

Editor: Vinsensius

BACA JUGA : Langkah Kecil Penjaga Budaya