Kinerja BPR di Kalteng Mengalami Pertumbuhan yang Cukup Signifikan

bpr
Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz. Foto: Diskominfo Kalteng

PALANGKA RAYA – Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz menyampaikan, pada posisi Bulan April 2024, kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Provinsi Kalimantan Tengah, baik konvensional maupun syariah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan posisi bulan April 2023.

“Untuk aset meningkat sebesar Rp0,41triliun atau 11,78 persen yoy dari sebesar Rp3,44 triliun menjadi sebesar Rp3,85 triliun. Selain itu Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar Rp0,18 triliun atau 16,08 persen yoy dari sebesar Rp1,15 triliun menjadi sebesar Rp1,33 triliun,” ucapnya, Selasa (9/7/2024).

Selain itu, kredit/pembiayaan meningkat sebesar Rp0,17 triliun atau 9,81 persen yoy dari sebesar Rp1,70 triliun menjadi sebesar Rp1,87 triliun, dengan tingkat kredit macet atau NPL BPR pada bulan April 2024 meningkat 1,27 persen yoy dari 2,49 persen menjadi 3,76 persen. Sedangkan tingkat kredit bermasalah atau NPF pada BPRS meningkat 4,46 persen yoy dari 3,67 persen menjadi 8,13 persen.

Selain itu jumlah investor (Jumlah Single Investor Identification/SID) pada sektor pasar modal mengalami perkembangan positif, tercermin dari jumlah investor saham hingga April 2024 meningkat sebanyak 16.375 investor (19,05 persen yoy) dari sebanyak 85.966 investor pada bulan April 2023 menjadi sebanyak 102.241 investor pada bulan April 2024.

“Jumlah total saham juga mengalami peningkatan sebesar Rp966,99 miliar atau 40,36 persen yoy dari sebesar Rp2.395,91 miliar menjadi Rp3.362,90 miliar, meskipun secara nominal transaksi saham pada bulan April 2024 mengalami penurunan sebesar Rp18,53 miliar atau 8,02 persen yoy dari sebesar Rp231,07 miliar menjadi sebesar Rp212,54 miliar,” lugasnya.

Jumlah nasabah APERD, baik perorangan maupun institusi, terus mengalami peningkatan positif setiap tahunnya, sejalan dengan nilai penjualannya mengalami peningkatan sebesar Rp2,12 miliar atau 31,92 persen yoy dari sebesar Rp6,64 miliar menjadi sebesar Rp8,76 miliar.

Untuk sektor Perusahaan Pembiayaan, jumlah piutang pembiayaan per April 2024 tumbuh sebesar Rp1.119,31 miliar 15,07 persen yoy dari sebesar Rp7.425,62 miliar menjadi Rp8.544,93 miliar, dengan tingkat NPF sebesar 2,07 persen.

Sedangkan pada sektor Fintech P2P Lending, jumlah outstanding pinjaman pada bulan April 2024 meningkat sebesar Rp69,70 miliar atau 29,74 persen yoy dari sebesar Rp234,40 miliar menjadi Rp304,10 miliar. Hal tersebut sejalan dengan jumlah rekening penerima pinjaman yang mengalami peningkatan sebanyak 5.113 akun (9,45 persen yoy) dari sebanyak 54.081 akun menjadi 59.194 akun. (rdi)