PALANGKA RAYA-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah, Eko Marsoro menyampaikan, frekuensi penerbangan di Kalimantan Tengah selama Maret 2024 meningkat sebesar 19,74 persen, dibanding Februari 2024, dari 699 penerbangan menjadi 837 penerbangan.
Frekuensi penerbangaan selama Maret 2024, lebih rendah dibanding frekuensi penerbangan pada bulan yang sama tahun 2023 maupun tahun 2022.
“Peningkatan frekuensi penerbangan diikuti dengan peningkatan jumlah penumpang. Jumlah penumpang angkutan udara mengalami peningkatan sebesar 16,11 persen, dari 74.732 orang (Februari 2024) menjadi 86.774 orang (Maret 2024),” ucapnya, saat menyampaikan rilis di Kantor BPS Kalteng, Kamis (2/5/2024).
Peningkatan terbanyak berasal dari penumpang yang berangkat yaitu sebesar 16,73 persen, sedangkan peningkatan dari penumpang yang datang sebesar 15,45 persen.
Sementara itu, volume arus barang yang menggunakan angkutan udara juga mengalami peningkatan sebesar 54,22 persen. Peningkatan ini berasal dari volume barang bagasi yang dibongkar, yaitu sebesar 25,08 dan yang dimuat sebesar 15,38 persen. Sementara volume barang bukan bagasi yang dibongkar, naik sebesar 112,82 persen dan yang dimuat naik 9,85 persen.
Dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, frekuensi penerbangan pada Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 12,90 persen, yaitu dari 961 penerbangan (Maret 2023) menjadi 837 penerbangan (Maret 2024).
Selain itu, jumlah penumpang di Bandara H. Asan Sampit naik sebesar 99,19 persen (dari 2.465 orang menjadi 4.910 orang), Bandara Iskandar Pangkalan Bun naik sebesar 20,76 persen (dari 24.721 orang menjadi 29.852 orang), Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya naik 10,45 persen (dari 44.360 orang menjadi 48.996 orang).
“Penumpang angkutan udara di Kalimantan Tengah terkonsentrasi di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya (56,46 persen), diikuti Bandara Iskandar Pangkalan Bun (34,40 persen), Bandara H. Asan Sampit (5,66 persen), dan bandara lainnya (3,48 persen),” jelasnya.
Sementara itu, total volume arus barang mencapai 1.883 ton yang terdistribusi melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya (76,95 persen), Bandara Iskandar Pangkalan Bun (16,83 persen), Bandara H. Asan Sampit (5,47 persen), dan bandara lainnya (0,75 persen). (rdi)