Ilmuwan ETH Zurich Pastikan Batu Padat Mengalir di Dalam Bumi, Pecahkan Misteri 50 Tahun

ETH Zurich
Jauh di dalam Bumi, sekitar 2.700–3.000 km di bawah permukaan, para ilmuwan telah menemukan bahwa batuan padat mengalir secara horizontal di mantel, menyelaraskan kristal pasca-perovskit dengan cara yang mempercepat gelombang seismik, memecahkan misteri yang telah berlangsung selama puluhan tahun tentang lapisan D”. Foto/Ilustrasi: Stock

KALTENGOKE.COM – Dalam sebuah penemuan besar, para ilmuwan dari ETH Zurich mengonfirmasi bahwa batu padat mengalir di dalam perut Bumi, menggugurkan anggapan lama dan memecahkan misteri geologis yang telah membingungkan para peneliti selama lebih dari 50 tahun.

Dipimpin oleh Profesor Motohiko Murakami, pakar fisika mineral eksperimental, tim ETH Zurich menemukan bahwa batuan hampir 3.000 kilometer di bawah permukaan Bumi tidak diam, melainkan mengalir secara perlahan dalam keadaan padat, bukan sebagai magma cair.

Temuan ini, yang dipublikasikan di jurnal Communications Earth & Environment, membantu menjelaskan perilaku aneh gelombang seismik di wilayah yang disebut lapisan D”, yaitu zona antara mantel dan inti luar Bumi. Selama beberapa dekade, para ilmuwan menyadari bahwa gelombang dari gempa bumi secara tiba-tiba melaju lebih cepat saat melewati zona ini, namun tidak pernah sepenuhnya memahami penyebabnya.

Penelitian Murakami sebelumnya menunjukkan bahwa mineral utama di mantel, yaitu perovskite, berubah bentuk menjadi post-perovskite di bawah tekanan dan suhu ekstrem. Namun, perubahan fase ini saja tidak cukup untuk menjelaskan percepatan gelombang.

Kini, melalui eksperimen laboratorium dan simulasi komputer terbaru, tim menemukan potongan teka-teki yang hilang: kristal post-perovskite berbaris ke arah yang sama ketika dikenai tekanan dan suhu luar biasa tinggi—persis seperti yang terjadi di lapisan D”. Penyelarasan ini meningkatkan kekerasan mineral dan menjelaskan mengapa gelombang gempa bergerak lebih cepat di zona tersebut.

Tapi apa yang menyebabkan kristal-kristal ini menyelaraskan diri? Jawabannya, menurut para peneliti, adalah aliran horizontal batuan padat di dalam mantel—sejenis konveksi yang mirip air mendidih namun dalam keadaan padat. Jenis pergerakan ini sebelumnya hanya menjadi dugaan, namun kini berhasil dibuktikan secara langsung di laboratorium.

“Ini adalah titik balik dalam pemahaman kita tentang bagian dalam Bumi,” ujar Murakami, dikutip dari scitechdaily.com. “Kami telah membuktikan bahwa bahkan di kedalaman luar biasa ini, batu padat bisa mengalir, menunjukkan sistem dinamis yang menggerakkan tidak hanya lempeng tektonik dan gunung api, tetapi mungkin juga medan magnet Bumi.”

Penemuan ini membuka babak baru dalam ilmu kebumian, memungkinkan para peneliti mulai memetakan arus tersembunyi di bagian terdalam Bumi—mesin tak terlihat yang menggerakkan planet hidup kita ini. (*/cen)