GenRe Kalteng Berharap Anak Muda Daerah Melek Politik

anak muda
Ilustrasi

PALANGKA RAYA – Besarnya populasi anak muda di Indonesia membantu proses dan dinamika pembangunan. Saat ini, anak muda memiliki peran sentral dalam berbagai aspek. Salah satunya dalam aspek politik, karena suara anak muda dapat menentukan nasib dan arah masa depan bangsa.

Akan sangat berbahaya apabila anak muda tidak melek dan sadar politik, karena kondisi ini dapat memberikan tempat bagi pemimpin-pemimpin yang tidak kompeten dan bahkan hanya mementingkan kepentingan pribadi untuk memimpin daerah.

Mewujudkan itu, GenRe (Generasi Berencana) Kalimantan Tengah sebagai organisasi anak muda yang aktif bergerak dalam mengupayakan kualitas anak muda menyikapi kondisi ini dengan serius.

Ketua Umumnya, Mohammad Zuhal Alifardani, menganalogikan bahwa populasi anak muda layaknya pisau bermata dua. Satu sisi menjadi kesempatan, tetapi disisi lain menjadi ancaman.

“Salah satu ancamannya terjadi ketika anak muda tidak sadar politik dan masih menganggap menggunakan hak politik, seperti memilih pemimpin hanya sebagai kewajiban tanpa melihat latar belakang, program, dan visi dari calon pemimpin,” kata Zuhal, Jumat (12/7/2024).

Karenanya, ia sangat berharap bahwa anak muda harus terlibat aktif dalam menentukan masa depan daerahnya. Mereka harus sadar bahwa yang lebih mengetahui daerahnya, kebutuhannya, dan potensinya adalah diri mereka sendiri.

Menurutnya, disayangkan apabila anak muda hanya menjadi penonton dan memberikan pemimpin yang tidak bertanggung jawab memimpin daerahnya yang seenaknya mengambil sumber daya daerahnya untuk kepentingan pribadi bukan masyarakat.

Selain itu, Zuhal juga menyampaikan, bahwa anak muda tidak dapat serta-merta disalahkan, apabila belum berpartisipasi aktif dalam berbagai proses pembangunan tidak hanya politik, tetapi juga pada sektor ekonomi, sosial, budaya, kesehatan.

Terkadang, yang membuat anak muda enggan berpartisipasi aktif karena rendahnya kesempatan dan ruang bagi anak muda untuk terlibat. Karena itu, hal ini juga harus menjadi perhatian bagi calon pemimpin-pemimpin daerah untuk melibatkan secara bermakna kehadiran dari anak muda misalnya melalui kolaborasi.

Jangan sampai, anak muda hanya menjadi objek atau perabotan hingga menyampaikan harapannya dengan tekad membangun daerah.

“Tentu mengutamakan pembangunan sumber daya pemuda dengan menjadi anak muda sebagai wakil gubernur sebagai tren di pilkada daerah lainnya,” tutup Zuhal.

Apabila ini terwujud, maka Kalimantan Tengah dengan segudang sumber daya alam dan pemudanya dapat menjadi daerah yang maju dan berkualitas. (ung)