PURUK CAHU-Pangalangok Jilah atau yang akrab dikenal dengan Panglima Jilah Pemimpin Besar TBBR se-Tanah Kalimantan mengunjungi pengurus dan anggota TBBR Kabupaten Murung Raya (Mura) sebagai agenda rutin tahunan dari organisasi masyarakat (ormas) yang dipimpinnya sejak berdiri tahun 2020 di Provinsi Kalteng.
Ditemui saat diundang untuk jamuan makan siang oleh salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Murung Raya, Heriyus M Yoseph. Pemimpin dari sedikitnya 373.000 anggota yang tersebar di seluruh Pulau Kalimantan ini menyampaikan pesan dan harapannya bagi seluruh masyarakat adat Dayak khususnya di Kabupaten Mura untuk tetap menanamkan rasa nasionalisme sebagai warga Negara Indonesia.
“Kita adalah Indonesia. Tanamkan rasa peduli, berbudaya, beradab dan bertradisi. Kita (masyarakat Murung Raya) tinggal disini jagalah ketertiban umum, apalagi mendekati pemilihan umum memilih kepala daerah, tolong kondusifitas Murung Raya tetap terjaga karena apabila tidak terjaga pembangunan itu akan tidak bisa dijalankan. kuncinya tetap Damai,” kata tokoh adat yang terus berusaha mempertahankan tradisi untuk mendorong masyarakat Dayak bersatu, maju, dan bermartabat ini saat diwawancarai awak media, Kamis (9/5/2024).
Saat ditanyakan terkait dengan posisi daerah Kabupaten Murung Raya (Mura) yang cukup dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), Panglima Jilah berharap IKN ini dapat mempresentasikan keragaman bangsa indonesia, jati diri, karakter sosial, persatuan dan kebesaran bangsa yang mencerminkan kekhasan Indonesia.
“Pemerintah pusat tentu sudah melakukan pemetaan dan mengetahui bahwa dampak dari IKN akan terasa nantinya bagi masyarakat lokal, jangan terkejut apabila orang-orang luar akan berada di Pulau Kalimantan khususnya kawasan IKN dan sekitarnya, kita Indonesia dan kita harus menerima kondisi itu,” bebernya lagi.
Seperti yang disebutkan secara singkat di atas, tujuan pemindahan ibu kota Jakarta ke IKN Nusantara adalah untuk memeratakan pembangunan, ekonomi, serta penduduk, sehingga Indonesia tidak terpusat di Pulau Jawa saja. Memang, sejauh ini, seluruh aktivitas ekonomi maupun penduduk cenderung Jawasentris.
“Ini harapan saya agar ada keseimbangan, pemerataan. Bagaimana kita mewujudkannya,? yaitu melalui peran dari tokoh dan pemimpin setiap daerah (orang Dayak) khususnya Provinsi Kalteng untuk lebih peduli kepada kondisi masyarakat Dayak dengan meningkatkan kualitas pendidikan guna mempersiapkan SDM yang nanti mampu dan berdaya saing,” tuturnya.
“Sehingga perlunya peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan, manajemen kita harus diperbaiki, dan terpenting adalah peningkatan kualitas pendidikan, karena yang lebih utama untuk membangun bangsa ini perlu orang-orang yang hebat dalam bidang pendidikan,” tutupnya. (udi/cen)