PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya, fokus melakukan berbagai upaya guna menekan inflasi tetap terkendali. Melalui program pasar penyeimbang bagi masyarakat, namun hal itu dinilai tindas Pedagang Kaki Lima (PKL), Selasa (9/1/24).
Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Palangka Raya, Aratuni Djaban menyampaikan, perihal segala program kegiatan seperti hadirnya pasar penyeimbang ditengah masyarakat dan Gerai TPID Eka Pandohop guna menjaga kestabilan inflasi. Itu pun dinilai tindas PKL pada wilayah setempat, dikatakannya, hal tersebut sudah berdasarkan balance (keseimbangan).
“Kita sudah ada yang namanya balance. Jadi kalau mengenai inflasi itu berpengaruh kepada seluruh masyarakat. Utamanya itu dulu, jadi memang inflasi kita nomor satukan dan kita jaga,” ujarnya.
Menurutnya, menjaga inflasi adalah hal penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, dan dia mengakui segala tindakan dan keputusan akan menimbulkan efek samping kepada salah satu pihak.
“Kalau kita berbicara tentang manfaat, mudharatnya lebih kecil ini (PKL) dan manfaatnya jelas terasa sangat besar kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Diketahui, dengan hadirnya berbagai program seperti sembako murah, berhasil secara berangsur-angsur membuat Pasar Kahayan sepi pengunjung. Masyarakat selaku pengunjung, lebih memilih barang pokok (bapok) dengan harga miring, yang dihadirkan ditengah masyarakat.
Untuk itu, Aratuni mengungkapkan, anggapan dari sejumlah PKL dinilai hanya spekulasi yang artinya pendapat atau pun dugaan yang bukan didasarkan pada kenyataan. Serta hanya sebagai mekanisme pasar semata.
“Tentu saja hal ini orang-orang yang berspekulasi akan rugi. Dan sebenarnya ini adalah mekanisme pasar, yang terpenting tidak ada unsur monopoli dan penimbunan barang,” pungkasnya (ifa/abe)