440 Pelajar Terserang DBD di Kotim

DBD
MENJENGUK : Bupati Kotim H Halikinnor saat menjenguk salah satu anak yang terkena DBD di RSUD dr Murjani Sampit, Jumat (17/11). FOTO : PRI/PE

SAMPIT – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat terdapat 440 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kotim sejak Januari hingga November 2023.

“Minggu ke 1 sampai dengan minggu ke 45 2023 terdapat 440 orang yang terkena kasus Demam Berdarah Dengue, yang mana itu di dominasi oleh anak SD dan anak SMP,” kata Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi, Jumat (17/11/2023).

Dirinya menyebutkan 78.6 persen kasus DBD di dominasi oleh wilayah Kecamatan Baamang dan Ketapang. Untuk mencegah meningkatnya kasus DBD ini pihaknya sudah melakukan penyuluhan terkait DBD ini kepada Camat Baamang, Camat Ketapang, berserta seluruh ketua RT yang ada baamang dan Ketapang.

“Dengan adanya demam berdarah ini, kami berharap adanya partisipasi dari para RT yang ada di Kecamatan Baamang dan Ketapang. Yang mana daerah Baamang dan Ketapang ini yang paling besar kasusnya, sehingga kami berfokus melakukan penyuluhan di daerah tersebut,” jelasnya.

 

Sementara itu Bupati Kotim, H Halikinnor setelah mendengar kasus Demam Berdarah Dengue di Kotim mencapai 440 kasus, dirinya langsung menuju ke RSUD dr Murjani Sampit untuk menjenguk para anak-anak yang terkena virus DBD tersebut.

“Jadi hari ini saya menjenguk beberapa anak-anak kita yang terkena demam berdarah, dan memang hasil lab nya menunjukan terkena demam berdarah. Dan Alhamdulillah RS kita dalam hal menangani DBD ini baik itu SDM, peralatan, dan obatnya sudah siap, sehingga bisa memberikan pelayanan yang terbaik,” ucap Halikin.

Dengan adanya peningkatan kasus DBD ini, dirinya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu membersihkan dan menguras tempat yang biasanya menampung air baik itu mangkok, ember dan bak mandi. Karena jentik-jentik nyamuk itu hidup dalam air bersih yang tidak mengalir.

“Kita harus melaksanakan 3M Plus, jadi genangan air itu harus dibersihkan sehingga tidak ada tempat untuk nyamuk itu berkembang biak,” ungkapnya.

Menurutnya, melakukan fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik-jentik berkembang dengan cepat. Dengan melakukan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) lebih efektif untuk mencegah kasus DBD.

“Harapan kami jentik-jentik yang berkembang biak itu dimusnahkan sebelum dia menjadi nyamuk dewasa,” pungkasnya. (pri/nur)

BACA JUGA: Pamerkan Mobil Hias Masjid Kyai Gede dalam Pawai Ta’aruf MTQH ke XXXI

BACA JUGA: Pj Bupati Tatap Muka dengan Seluruh Kepala Puskesmas