KASONGAN – Semangat membara tidak kenal menyerah yang ditunjukan rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan, membuat banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat menjadi korban. Sebagai momen atau simbol bagi para pahlawan atas perjuangan mereka, maka pada 10 November dijadikan sebagai peringatan Hari Pahlawan.
Hal tersebut disampaikan Bupati Katingan Sakariyas, SE saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-77 Tahun 2022, di Halaman Kantor Bupati, baru-baru ini.
“Setiap tanggal 10 November, dijadikan momentum untuk mengenang kembali jasa dan perjuangan para pahlawan dan pejuang di masa lalu,” ucapnya.
Diungkapkan, bahwa perjuangan bangsa tidak mudah. Kemerdekaan yang dirasakan saat ini, bukan pemberian akan tetapi ini hasil perjuangan para pahlawan dengan pertumpah darah.
“Sehingga, kita saat ini menikmati kemerdekaan dari perjuangan para pahlawan tersebut. Untuk itu, mari kita semua bersama-sama menjaga kemerdekaan ini, jangan kita merusak,” pungkasnya.
Menurut Bupati, di dalam Undang-undang Dasar 1945 sudah jelas dituangkan bahwa kebebasan itu hak segala Bangsa, oleh karena itu penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai prikemanusiaan dan prikeadilan.
“Di dalam Pancasila juga dituangkan dengan jelas yakni pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab,” ucapnya.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, ditegaskan bahwa siapapun dia berhak memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Tidak ada sistem pemaksaan, namun ini hak semua masyarakat untuk memeluk agama masing-masing.
“Saya yakin di Kabupaten Katingan, kerukunan intern dan antar umat beragama sangat toleransi serta terjalin dengan baik. Melalui momen Hari Pahlawan ini, mari kita sama-sama mengoreksi diri masing-masing bagaimana memperjuangkan kemerdekaan. Termasuk pula, bagaimana mempertahankan perjuangan- perjuangan yang telah dicapai oleh para Pahlawan kita di masa lalu,” imbuh Sakariyas.
Disampaikan Bupati, jika tantangan yang cukup berat kedepannya yakni menghadapi tahun politik dimana ada Pemilihan Umum (Pemilu).
“Sehingga diharapkan, perbedaan-perbedaan nantinya jangan dijadikan suatu masalah. Akan tetapi, jadikan perbedaan merupakan hal yang indah untuk mencapai sesuatu yang baik,” ungkapnya. (ndi)