PALANGKARAYA-Aksi demonstrasi berakhir panas setelah massa dari mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Merdeka (GERAM), menyegel kantor Gubernur Kalteng, Kamis (10/11/2022) sore.
Aksi penyegelan itu ditentang keras oleh Gerakan Masyarakat Kalteng (GERAK) yang notabennya pro terhadap pemerintah dalam persoalan itu.
Ketua LSR LPMT Kalteng, Agatisansyah, yang memimpin massa dari GERAK naik pitam dan menyobek spanduk penyegelan kantor gubernur yang dipasang oleh mahasiswa.
Gesekan antara dua kelompok ini sempat dilerai oleh kepolisian dan Satpol PP yang turut mengamankan jalannya aksi.
“Bubar kalian!! menyegel kantor pemerintah, goblok!! tidak ada di pelajaran seorang mahasiswa menyegel kantor pemerintah. Siapapun tidak bisa menyegel pemerintah,” ucapnya sambil menuding gerombolan mahasiswa.
Kemarahan pria yang akrab dipanggil Gatis dan kolega tersebut bermula ketika pihaknya juga menyatakan aksi. Namun aksi tersebut berbanding terbalik dari pihak sebelah dan mengarah terhadap apresiasi kinerja pemerintah.
Ia menuturkan, dirinya dan anggota telah menarik diri dari kegiatan orasi hari ini. Namun usai meninggalkan lokasi. Gatis mengaku kecewa dengan para mahasiswa. Setelah adanya langkah penyegelan kantor gubernur yang merupakan tempat melayani masyarakat.
“Pertama demo sudah membakar lambang negara, mereka juga demo di hari besar RI pada Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, ini memberontak,” cecarnya.
Menurutnya, hal ini bahaya apabila ditunggangi dan disusupi orang yang tak bertanggung jawab. Pihaknya berharap para mahsiswa memiliki etika dan akhlak dalam berdemonstasi.
Terkait adanya aksi seperti pembakaran dan penyegelan kantor pemerintahan yang memang sering dilakukan oleh massa. Agatis tidak mau tahu dan tidak ingin aksi mahasiswa yang sempat membakar, mencaci maki pimpinan daerah dan puncaknya menyegel Kantor gubernur terjadi di Kalteng.
“Kalau dibiarkan memang biasa, tapi kami tidak ingin itu (penyegelan kantor) terjadi di Kalteng,” tegasnya.
Sementara dari kubu mahasiswa akhirnya pergi meninggalkan lokasi setelah diarahkan oleh aparat keamanan agar tidak terjadi gesekan hingga menyebabkan kericuhan. (rdo/cen)