Belasan Desa dan Ratusan Rumah di Lamandau Terdampak Banjir

banjir
Petugas kepolisian dari Polres Lamandau melakukan monitoring pada titik banjir di jalan Trans Kalimantan, Kabupaten Lamandau, Selasa (11/10/2022). Foto:Ist

NANGA BULIK – Jajaran Polres Lamandau, mulai meningkatkan kesiagaannya menyusul belasan desa di Kabupaten Lamandau yang terdampak banjir akibat intensitas hujan beberapa hari ini yang cukup tinggi.

Pihak kepolisian dari Polres Lamandau dan polsek jajaran mulai melakukan monitoring pada titik-titik banjir yang melanda di permukiman warga dan akses jalan.

Kapolres Lamandau, AKBP Bronto Budiyono, menuturkan dari hasil pendataan sementara ada 16 desa di lima kecamatan yang mulai terendam banjir.

“Ketinggian air di sejumlah titik mulai dari 70-130 cm. Luapan banjir ini merendam sejumlah akses jalan Trans Kalimantan dan juga berdampak pada sedikitnya 300 rumah warga di Kabupaten Lamandau, Kalteng,” kata AKBP Budiyono.

Monitoring juga dilakukan langsung oleh Kapolres AKBP Bronto didampingi Wakapolresta Kompol Novalina Tarihoran, beserta rombongan ke Desa Panopa dan Sungai Tuat, Selasa (11/10/2022) siang.

“Dari hasil pengecekan hari ini. Warga mulai mengungsi di tempat pengungsian sudah empat hari ini. Kemungkinan jika luapan air dari daerah atas turun, desa yang dibawah akan terendam,” terang Budi.

Menurut data yang dihimpun, lima kecamatan tersebut yakni Kecamatan Delang, Kecamatan Lamandau, Batangkawa, Bulik, dan Belantikan Raya.

Air juga sebagian telah merendam jalan Trans Kalimantan, dimana petugas kepolisian kini telah mulai berupaya melakukan pengaturan lalu lintas maupun larangan melintas kepada pengguna jalan yang hendak lewat.

Sejauh ini, luapan air begitu berdampak pada Desa Batu Kotam yang merendam sebagian dari 252 unit rumah warga dengan jumlah 299 KK yang terdiri dari 925 jiwa. Fasilitas umum seperti Paud, TK, SD, Kantor BPD, Kantor Pemdes, Pustu, Posyandu, dan Kantor PPK juga turut terendam banjir.

Melihat luapan banjir yang begitu berdampak pada masyarakat, Kapolres berharap agar seluruh masyarakat tetap berhati-hati dan tidak memilik resiko untuk tak mengevakuasi diri menuju pengungsian.

“Pemantauan debit air akan terus kami lakukan dan tetap saya imbau kepada masyarakat yang berada pada titik-titik rawan agar mengungsi guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan jika sewaktu-waktu debit air naik,” ungkap Kapolres. (rdo/cen)