Tingkatkan Kapasitas Petani Perkebunan, BOSF Mawas Fasilitasi Kelompok Tani Desa Timpah

BOSF Mawas
Petani dari Desa Timpah dan petani karet dari Kelompok Tetei Pamelum didampingi Dinas Pertanian dan Perkebunan Bartim, Firta Harawan dan Kuntoro, saat berdiskusi langsung disalah satu kebun karet milik anggota Kelompok Tetei Pamelum, Desa Janah Jari. Foto: ist.

TAMIANG LAYANG -Borneo Orangutan Survival Fundation (BOSF) Mawas Kalimantan Tengah (Kalteng), menggelar kegiatan studi banding petani karet dari Desa Timpah, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas ke Desa Janah Jari, Kecamatan Awang, Kabupaten Barito Timur (Bartim).

Kegiatan studi banding itu dilakukan sebagai upaya mendukung serta meningkatkan kapasitas para petani menuju kemandirian dalam menjalankan usahanya.

Program Manager BOSF Mawas, Jhanson Regalino, mengatakan bahwa kegiatan studu banding dengan peserta dari Kelompok Petani Karet dari Desa Timpah tentang pengelolaan dan pengolahan karet yang dilaksanakan di Desa Janah Jari, sebagai upaya dan komitmen Yayasan BOSF Mawas Kalteng untuk meningkatkan kapasitas para petani.

“Dengan melihat langsung serta berdiskusi serta berbagi pengalaman dengan petani karet yang berhasil di Desa Janah Jari. Diharapkan akan menambah wawasan atau pengetahuan para petani karet yang ada di Desa Timpah dalam pengelolaan dan pengolahan karet,” katanya saat menyampaikan sambutannya dalam pembukaan kegiatan di aula pertemuan, Desa Janah Jari, Minggu (19/12/2021).

Jhanson juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah desa dan Kelompok Karet Tetei Pamelum yang menyambut baik dan bersedia untuk dijadikan tempat pelaksanaan kegiatan studi banding .

“Kami juga mengucapkan terima kasih atas sambutan dan kesediaan dari Pemerintah Desa Janah Jari dan Kelompok Tetei Pamelum sebagai tempat dilaksanakannya studi banding,” katanya.

Selain itu, Jhanson menambahkan, bahwa Yayasan BOSF Mawas Kalteng, berkonsentrasi melaksanakan aktivitas  di dua kabupaten yakni, Kabupaten Kapuas,  dan Kabupaten Barito Selatan. Merupakan tempatnya konservasi dan rehabilitasi lahan pada eks proyek lahan gambut (PLG) satu juta hektare.

Namun demikian sebutnya, BOSF Mawas tetap memprioritas dan memperhatikan sosial ekonomi masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat disejumlah desa sekitar wilayah kawasan konservasi.

“Kami mengharapkan melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan diberbagai desa dampingan Yayasan BOSF bisa berjalan baik dan berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, serta terwujudnya kemandirian terutama para petani yang telah didampingi serta mengikuti berbagai program yang telah dilaksanakan,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bartim, Trikorianto, melalui Kabid Perkebunan dan Holtikultura, Firta Harawan, mengatakan bahwa pihaknya sangat menyambut baik dan mendukung adanya studi banding para petani karet dari Desa Timpah. Dimana sebutnya kelompok petani karet Tetei Pamelum terpilih menjadi tempat studi banding.

“Kelompok petani karet Tetei Pamelum, merupakan kelompok tani binaan dinas pertanian dan perkebunan, dengan pola bagi hasil, setelah produksi,” sebutnya.

Dijelaskannya, bahwa kelompok tani karet yang bekerja sama dengan dinas teknis ada sebanyak sembilan kelompok yang tersebar dibeberapa kecamatan, sejak tahun 2015 silam.

“Sebelumnya untuk tempat studi banding ada  tiga lokasi kelompok petani karet ditawarkan yakni, di Desa Telang, Kecamatan Paju Epat, Desa Bentot, Kecamatan Patangkep Tutui dan Desa Janah Jari, Kecamatan Awang, yang akhirnya terpilih,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Janah Jari, Dikianto, menyambut baik atas adanya kunjungan dan sekaligus memfasilitasi kegiatan studi banding petani karet dari Timpah oleh  Yayasan BOSF Kalteng.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari yayasan, karena desa kami menjadi tempat studi banding,”ujar.

Dikianto juga berharap, studi banding ini dapat memberi manfaat kepada anggota kelompok tani dari Desa Timpah dalam pengelolaan dan pengolahan karet.

“Saya berharap melalui kegiatan studi banding banyak hal yang diperoleh, khusus dibidang pengelolaan dan pengolahan karet,” tandasnya. (ell/cen)