Momen Sumpah Pemuda, Bem UPR: Mari Kita Merajut Kembali Segala Bentuk Perpecahan

sumpah pemuda
Presma Bem Universitas Palangka Raya, Beni Parulian Siregar (dua kanan) dan pengurus, Gabriela Reza Monika, Restu Ronggo Wicaksono, pose bersama. foto: dok.beni parulian siregar.

PALANGKA RAYA – Memaknai hari sumpah pemuda setiap 28 Oktober, Badan Eksekutif Universitas Palangka Raya (UPR) mengambil makna dengan merefleksikan keadaan pemuda saat ini.

Menurut Presma Bem Universitas Palangka Raya, Beni Parulian Siregar, mengatakan tepat 93 Tahun usia sumpah pemuda seharusnya sebagai penerus bangsa menjadi sangat penting untuk mempunyai rasa  persatuan yang tinggi.

“Kita Bisa cek sejarah sumpah pemuda, Bagaimana pemuda indonesia berkumpul dan tidak saling meninggikan egonya, Maka lahir lah ikrar pemuda pada tanggal 28 Oktober 2021,” kata Beni, Rabu (27/10/2021).

Ia menambahkan, semangat persatuan untuk bertumpah darah  yang satu, berbangsa yang satu dan menjunjung bahasa persatuan yaitu, Indonesia merupakan suatu kesadaran penuh bahwa perjuangan Kemerdekaan harus dengan persatuan. Sekarang Kita boleh koreksi bagaimana keadaan persatuan pemuda atau yang spesifik adalah mahasiswa.

“Sebut saja Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang mengalami perpecahan, organisasi kepemudaan (OKP) yang mengalami perpecahan atau aliansi Bem yang ada di Indonesia mengalami perpecahan dan ini menjadi otokritik bagi saya, kita dan semua,” terangnya.

Ia berharap, dimomen sumpah pemuda ini, pemuda pemudi indonesia kembali merefleksikan dan mengingat sejarah yang ada. Terkhusus untuk pemuda dan mahasiswa yang ada di Kalimantan Tengah ia menyerukan untuk kita bergandengan tangan dan bergotong royong untuk memberikan kontribusi baik dalam bentuk gagasan, kritik dan tenaga yang tentunya demi kebaikan bersama, demi kebermanfaatan dan kemaslahatan.

“Saya juga menyerukan agar kita terus mengobarkan nasionisme kita, terus meninggikan rasa cinta pada tanah air rasa cinta pada cita-cita luhur untuk menuju sosialisme indonesia, Untuk menuju nasionalisme kemanusiaan seperti yang dikatakan Bung Karno,” tegasnya.

Ditegaskannya, kita harus menolak segala upaya pecah belah, intoleransi dan radikalisme yang berpotensi membuat kegaduhan dan melunturkan persatuaan kita.

BACA JUGA : http://1.000 dosis vaksin sasar warga di pinggiran kota cantik

“Terakhir marilah kita menjadi katalisator dalam merajut kembali segala perpecahan disekitar kita, karena kita pemuda/i pemudi adalah kaum yang akan menjadi penerus peradaban ini,” pungkasnya. (jun/abe)