RINDU kampung halaman bisa datang kapan saja, bahkan saat sedang sibuk kuliah di kota orang. Dari kerinduan itulah, seorang pemuda asal Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim), menghadirkan wajah kota kelahirannya di dunia virtual Roblox, dan karyanya pun viral di media sosial.
Pemuda yang bekerja di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) ini bernama Teguh Putra Pamungkas (27). Karyanya menghadirkan wajah Kota Sampit dalam gim populer Roblox, berhasil menyedot perhatian ribuan mata di jagat maya.
Map atau denah yang ia buat sempat viral setelah diunggah akun TikTok @tetapteguh08, dan ditonton ratusan ribu kali. Bukan sekadar hiburan, karya ini menjadi obat rindu bagi para perantau asal Sampit.
“Awalnya ada teman yang sedang kuliah di Banjarmasin bilang kangen suasana Sampit. Dari situlah saya terinspirasi membuat map di Roblox. Kebetulan game ini lagi ramai sekarang,” tutur Teguh saat ditemui, Selasa (23/9/2025).
Meski hanya berbekal kemampuan otodidak, Teguh berhasil menyulap layar gim menjadi potret mini Kota Sampit. Ikon-ikon khas seperti Patung Jelawat, Terowongan Nur Mentaya, hingga Taman Kota tampil di dalam map buatannya.
Untuk mendukung karya itu, Teguh sempat mencoba perangkat lunak desain tiga dimensi. Namun keterbatasan laptop membuatnya beralih ke teknologi Artificial Intelligence (AI) guna membuat aset 3D.
“Awalnya mau pakai Blender, tapi laptop saya kurang mendukung. Jadi akhirnya saya manfaatkan AI,” ujarnya.
Proses pengerjaan map hanya memakan waktu sekitar satu minggu. Kini, map tersebut mampu dikunjungi hingga 50 pemain per hari. Di dalamnya, pemain bisa menikmati beragam aktivitas mulai dari menyusuri sungai, berpesta, hingga berjalan-jalan di kawasan Nur Mentaya.
Yang menarik, karya ini tak hanya populer, tetapi juga membuka peluang rezeki. Teguh mengaku mendapatkan penghasilan tambahan dari gift saat melakukan live TikTok, serta dari jasa pembuatan replika tempat usaha di Roblox. Tarif yang ia pasang berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.
“Kalau ditotal, dalam sebulan ini kira-kira sudah Rp1 juta. Masih kecil, tapi lumayan untuk tambahan. Saya belum berani patok harga tetap karena masih baru,” ucapnya.
Apa yang dilakukan Teguh menjadi bukti bahwa kreativitas anak daerah bisa melampaui batas ruang nyata. Kota Sampit yang biasanya hanya bisa dinikmati dengan hadir langsung, kini bisa dijelajahi siapa saja lewat dunia virtual.
Lebih dari sekadar gim, karyanya menghadirkan rasa bangga dan nostalgia, khususnya bagi warga Kotim yang sedang merantau. Dan siapa sangka, dari sebuah ide sederhana untuk mengobati rindu, lahirlah karya yang menginspirasi sekaligus membuka peluang ekonomi. (*)
Penulis: Sindy Apriansyah
Editor: Vinsensius
BACA JUGA : Ketika Horor Menjadi Cermin, Kisah Mahasiswa ULM Asal Kotim Angkat Skizofrenia ke Layar Lebar Mini