SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) resmi menetapkan status siaga bencana banjir selama 48 hari, mulai 12 September hingga 29 Oktober 2025. Keputusan ini diambil menyusul meluasnya genangan air di tujuh kecamatan serta potensi banjir besar dalam beberapa pekan ke depan.
Rapat koordinasi lintas sektor digelar di Aula Pusdalops BPBD Kotim pada Jumat (12/9), melibatkan BPBD, Basarnas, Polres Kotim, Kodim 1015 Sampit, BMKG, Balai Wilayah Sungai (BWS), serta sejumlah instansi terkait.
Asisten I Setda Kotim, Rihel, menegaskan status siaga ini ditetapkan untuk mempercepat penanganan sekaligus memastikan koordinasi bantuan berjalan lancar.
“Tujuh kecamatan sudah terdampak, yakni Cempaga, Telaga Antang, Antang Kalang, Bukit Santuai, Tualan Hulu, Parenggean, dan Mentaya Hulu. Tidak menutup kemungkinan wilayah lain ikut terendam,” ujarnya.
Kepala BPBD Kotim, Multazam, menjelaskan banjir dipicu curah hujan tinggi dan pasang sungai yang menyebabkan luapan di sejumlah desa.
“Di Desa Bajarau, Kecamatan Parenggean, ketinggian air naik 30 sentimeter dalam 24 jam terakhir, dari 65 cm menjadi 95 cm,” jelasnya, Sabtu (14/9).
Banjir juga melumpuhkan akses jalan sepanjang 7,3 km dari Tanjung Jariangau menuju Kuala Kuayan melalui Desa Bawan. BPBD bersama kecamatan tengah menyiapkan rekayasa jalur distribusi agar aktivitas masyarakat tetap berjalan.
Meski personel dan peralatan terbatas, dukungan TNI-Polri melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas sangat membantu penanganan di lapangan. Stok pangan pokok dilaporkan masih mencukupi dan distribusinya diupayakan tidak terganggu.
Selain itu, perusahaan perkebunan di Kotim juga diminta turun tangan membantu normalisasi saluran air di wilayah konsesi mereka. “Beberapa perusahaan sudah berkomitmen, tinggal menunggu kesiapan peralatan mereka,” tambah Multazam.
Berdasarkan data sementara, banjir telah melanda 20 desa di tujuh kecamatan dengan ratusan kepala keluarga terdampak. Namun, sebagian wilayah mulai surut. Saat ini banjir masih terjadi di Desa Bajarau (Parenggean), serta tiga desa di Mentaya Hulu yaitu Kuala Kuayan, Bawan, dan Tanjung Jariangau.
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama di malam hari, serta mengamankan barang berharga dan surat penting.
“Yang terpenting jangan sampai ada korban jiwa. Semoga banjir segera surut dan situasi kembali normal,” pungkas Multazam. (pri/cen)
BACA JUGA :