PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat bahwa tingkat kemiskinan di wilayah ini mengalami penurunan pada Maret 2025. Dalam rilis resmi yang disampaikan di Kantor BPS Kalteng, Jumat (1/8/2025), Kepala BPS Agnes Widiastuti menyampaikan bahwa penurunan ini terjadi baik dari sisi jumlah maupun persentase penduduk miskin, meski ada beberapa periode sebelumnya yang sempat mengalami kenaikan.
“Penurunan terjadi secara umum sejak 2017, kecuali pada beberapa periode seperti saat pandemi dan kenaikan harga BBM,” jelas Agnes.
Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Tengah per Maret 2025 tercatat sebanyak 147,80 ribu orang, atau setara 5,19 persen dari total populasi. Angka ini menurun dibandingkan September 2024, yang saat itu mencapai 149,24 ribu orang (5,26 persen).
Menariknya, meski total angka kemiskinan turun, terjadi perbedaan tren antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Perkotaan jumlah penduduk miskin naik 3,80 ribu orang. Perdesaan jumlah penduduk miskin turun 5,20 ribu orang
“Persentase penduduk miskin di perkotaan naik dari 5,22% ke 5,46%, sementara di perdesaan turun dari 5,29% ke 4,97%,” terangnya.
Garis Kemiskinan (GK) Kalimantan Tengah per Maret 2025 naik menjadi Rp654.066,00 per kapita per bulan, meningkat 1,96 persen dari September 2024.
Kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan berasal dari:
Komoditas Makanan:
- Beras: 19,00% (perkotaan), 22,70% (perdesaan)
- Rokok kretek filter: 14,32% (perkotaan), 15,37% (perdesaan)
- Daging ayam ras, telur, mie instan, gula pasir, dll.
Komoditas Non-Makanan:
- Perumahan: ±9%
- Bensin: ±3,5%
- Listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, air bersih, dan sabun.
Menurut Agnes, komposisi pengeluaran ini menjadi gambaran nyata tentang beban hidup penduduk miskin, serta pentingnya intervensi tepat sasaran dari pemerintah daerah. (rdi/cen)
BACA JUGA : BPS Sebut Inflasi di Kalteng Alami Peningkatan