SAMPIT – Dunia pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, mulai menapaki jejak revolusi digital. Sebanyak 49 guru sekolah dasar dari berbagai wilayah mengikuti pelatihan intensif coding dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang berlangsung selama lima hari, sejak 21 hingga 25 Juli 2025.
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pendidikan Kotim dan Yayasan Hasnur Centre melalui inisiatif Human-Academic Future Education for Creative Society (HAFECS).
“Kami ingin guru tidak hanya melek teknologi, tapi menjadi motor penggerak transformasi pendidikan. Anak-anak hari ini adalah generasi digital, dan guru harus siap menjadi pemandu mereka,” ujar Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah, Jumat (25/7/2025).
Pelatihan tersebut tidak hanya bersifat teoritis, tetapi berfokus pada pendekatan praktis. Para guru diajak menyelami langsung dunia teknologi, mulai dari dasar-dasar pemrograman, penggunaan AI sebagai alat bantu ajar, hingga merancang pembelajaran interaktif berbasis digital.
Salah satu materi unggulan bertajuk Transformasi Kelas dengan Teknologi menekankan pentingnya peran guru sebagai arsitek pengalaman belajar abad 21. Para peserta juga ditantang untuk menciptakan proyek berbasis teknologi yang dapat langsung diterapkan di ruang kelas masing-masing.
“Setiap guru tidak hanya dilatih, tapi juga ditantang untuk menciptakan solusi konkret. Inilah bukti bahwa guru bisa menjadi pencipta inovasi, bukan sekadar pengguna,” jelas Kepala Departemen Kerjasama HAFECS, Hafidz Ridha Try Sjahputra.
Kegiatan ini mencerminkan langkah strategis Kotim dalam memperkuat literasi digital sejak dini, sejalan dengan kebutuhan zaman yang semakin menuntut kreativitas dan penguasaan teknologi.
Pelatihan ini disambut antusias para guru, yang melihatnya sebagai peluang untuk beradaptasi dengan cepatnya perkembangan dunia digital. Semangat kolaboratif juga terlihat dalam sesi kerja kelompok dan presentasi proyek, yang memperkuat rasa percaya diri para peserta.
“Pendidikan tidak lagi sekadar soal papan tulis dan kapur, tapi tentang bagaimana guru mampu menghubungkan murid dengan dunia yang semakin digital dan kompetitif,” tambah Irfansyah.
Dengan bekal pengetahuan baru ini, para guru di Kotim diharapkan dapat memimpin transformasi pembelajaran menuju masa depan membangun generasi yang bukan hanya cerdas, tetapi juga siap bersaing di dunia digital. (pri/cen)
BACA JUGA : DAD Kotim Sebut Penolakan Rumah Ibadah Resmi Tidak Bisa Dibenarkan, Langgar Semangat Huma Betang