Sawah Dibuka, Tapi Air Tak Mengalir! Bupati Pulpis Blak-blakan Soal Bahaya Gagal Panen

sawah
Bupati Pulpis, H Ahmad Rifa’i, saat berada di wilayah cetak sawah Desa Tahai Baru, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Sabtu (3/5/2025). Foto: Suratman

PULANG PISAU – Bupati Pulang Pisau (Pulpis), H Ahmad Rifa’i, menyoroti persoalan irigasi sebagai salah satu kendala utama dalam keberhasilan program cetak sawah di wilayahnya.

Menurutnya, pembangunan dan perbaikan saluran irigasi, khususnya irigasi primer harus menjadi fokus utama sebelum program perluasan lahan pertanian dilanjutkan.

Hal itu disampaikan bupati saat meninjau langsung lokasi Cetak Sawah Rakyat (CSR) Desa Tahai Baru, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Sabtu (3/5/2025).

Ia menyatakan, bahwa irigasi merupakan “urat nadi” dari pertanian, dan tidak bisa disepelekan jika ingin hasil pertanian maksimal.

“Program cetak sawah ini akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan infrastruktur irigasi yang memadai. Saluran primer harus dibangun dulu, baru bisa kita bicara soal tanam,” tegasnya.

Bupati Ahmad Rifa’i menegaskan akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait dan pemerintah provinsi maupun pusat untuk memastikan pembangunan saluran irigasi menjadi bagian integral dari program cetak sawah.

“Kita ingin ada hasil nyata untuk petani. Jangan hanya buka lahan, tapi airnya tidak tersedia,” ujar Rifa’i.

Orang nomor satu di Bumi Handep Hapakat-julukan Kabupaten Pulpis ini menuturkan, bahwa sebagai contoh di wilayah Kecamatan Sebangau Kuala saluran irigasi menjadi perhatian serius.

“Di Kecamatan Sebangau Kuala cetak sawah sering tenggelam. Dikarenakan saluran irigasi yang dangkal, sehingga air meluap. Saluran ini harus dikeruk, kalau tidak percuma saja. Bisa-bisa gagal panen,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Kepala Desa Paduran Mulya, Hendra, menyampaikan keluhan serupa. Ia mengatakan, bahwa irigasi primer di wilayahnya tidak pernah dilakukan pengerukan sejak zaman transmigrasi.

“Yang ada hanya pembersihan pinggir-pinggir saja, dan itu sudah lama. Kami selalu ‘teriak’ usulkan irigasi ini. Tahun 2024 saja ada warga saya yang gagal panen di lahan 5 hektare,” ungkap Hendra, Minggu (4/5/2025).

Ia menekankan pentingnya perhatian serius terhadap saluran irigasi primer dan sekunder. Ia menyebut banjir tahunan dan dangkalnya saluran induk menjadi ancaman nyata bagi ketahanan pangan lokal.

Desa Paduran Mulya sendiri memiliki 50-an hektare lahan cetak sawah aktif, dan akan dikembangkan kembali kurang lebih seluas 300 hektare. Namun, potensi itu dikhawatirkan tidak maksimal jika persoalan irigasi tidak segera diatasi.

Program cetak sawah di Kabupaten Pulang Pisau merupakan bagian dari upaya strategis untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Namun, pemerintah kabupaten menegaskan bahwa setiap langkah harus mengutamakan keberlanjutan dan dampak jangka panjang bagi petani. (cen)

BACA JUGA : Bupati Pulpis Berikan Warning! Alat Berat untuk Cetak Sawah Jangan Lewat Darat