PALANGKA RAYA – Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemko) hingga kini belum menerima laporan resmi terkait dugaan keracunan saus kedaluwarsa yang menimpa puluhan murid sekolah dasar di wilayah setempat. Menurutnya, laporan komprehensif dari Dinas Pendidikan (Disdik) maupun Badan Gizi Nasional (BGN) sangat dibutuhkan sebagai dasar evaluasi.
“Saya mendapat informasi awal dari Kepala Dinas Pendidikan dan BGN. Namun laporan resminya memang belum kami terima. Setelah ada laporan lengkap, tentu akan kami sampaikan lebih lanjut,” ujar Fairid, Senin (29/9/25).
Fairid juga mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, khususnya di media sosial. “Telaah, selidiki, dan pastikan kebenarannya baru menentukan sikap. Jangan terburu-buru apalagi menyebarkan informasi yang belum tentu benar,” ucapnya.
Meski begitu, ia memastikan Pemko tidak tinggal diam. Pemantauan terus dilakukan bersama dinas terkait dan BGN untuk memastikan evaluasi menyeluruh. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sendiri ditegaskan tetap berjalan dengan pengawasan ketat.
Kepala Disdik Palangka Raya, Jayani, menyebut insiden terjadi di Kelurahan Bukit Tunggal pada Kamis (4/9/25). Dari laporan sementara, penyebab keracunan diduga berasal dari saus kedaluwarsa yang digunakan dapur di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 8. “Puluhan siswa mengalami sakit perut, namun semuanya sudah sehat setelah mendapat penanganan medis,” ungkapnya.
Ia menambahkan, penyelenggara sudah bertanggung jawab, namun evaluasi menyeluruh tetap dilakukan. Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, bahkan turun langsung meninjau dapur dan sanitasi sekolah. Kini, Satgas khusus telah dibentuk untuk memantau kualitas makanan dan bekerja sama dengan tim gizi.
“Satgas ini menjadi garda terdepan jika terjadi insiden. Kami sudah punya protokol gerak cepat agar penanganan lebih maksimal,” jelas Zaini.
Pemko Palangka Raya bersama kementerian terkait juga berkoordinasi dalam memastikan standar keamanan pangan, mulai dari proses memasak, distribusi, hingga penyimpanan. Insiden ini, ditegaskan Fairid, menjadi pembelajaran penting agar penyelenggara lebih teliti dalam memastikan kualitas bahan makanan, terutama yang mudah kedaluwarsa.
“Program MBG tetap prioritas. Tujuannya untuk menjaga kesehatan anak-anak kita, karena mereka adalah masa depan bangsa,” tegasnya. (ter/cen)
BACA JUGA : Tunggu Instruksi Mendagri, Pemko Palangka Raya Percepat Sertifikat Higiene Dapur MBG