SAMPIT – Ribuan tenaga kontrak (tekon) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tengah diliputi kegelisahan. Hingga Senin (8/9/2025), gaji mereka yang hanya sebesar Rp2 juta per bulan belum juga cair, padahal biasanya sudah bisa diterima setiap tanggal 3–5.
“Biasanya tanggal 3, 4, atau 5 itu sudah masuk, tapi sampai sekarang gaji belum masuk,” ungkap salah seorang tekon di Sampit dengan nada kecewa.
Keterlambatan ini menimpa sedikitnya 1.127 tekon yang selama ini sepenuhnya menggantungkan hidup dari gaji bulanan tersebut. Banyak di antara mereka mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan harian maupun membayar tagihan.
“Gaji kami hanya dari itu saja, tidak ada penghasilan lain. Kalau sampai terlambat begini, bagaimana kami mau bayar ini, bayar itu,” keluh seorang tekon lainnya.
Dari informasi yang beredar, keterlambatan pembayaran diduga akibat sistem di Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) terkunci karena masih menunggu pengesahan anggaran perubahan.
Namun, Plt Kepala BKAD Kotim, Ramadansyah, menegaskan bahwa kondisi keuangan daerah sejauh ini aman dan tidak ada masalah dalam pembayaran gaji.
“Keuangan kita sampai pertengahan September ini masih surplus pendapatan. Pembayaran gaji PNS maupun kegiatan lainnya aman, termasuk untuk tenaga kontrak. Kalau pun ada kendala, kemungkinan terkait proses administrasi di dinas masing-masing, seperti laporan pertanggungjawaban anggaran gaji,” jelas Ramadansyah.
Ia menambahkan, sistem di BKAD juga berjalan normal. Menurutnya, kemungkinan masalah timbul karena adanya perubahan status sebagian tenaga kontrak menjadi outsourcing, sehingga membutuhkan penyesuaian administrasi.
Meski demikian, ribuan tekon tetap berharap Pemkab Kotim segera bergerak cepat menuntaskan persoalan ini. Bagi mereka, Rp2 juta mungkin bukan jumlah besar, tetapi menjadi satu-satunya penopang hidup, sehingga keterlambatan sehari saja membuat beban semakin berat. (pri/cen)
BACA JUGA : Sengketa Lahan PT Tapian Nadenggan Memanas, Hartani Minta DAD Kotim Tangani Intimidasi