SAMPIT – Ancaman HIV/AIDS di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) semakin mengkhawatirkan. Hingga Juni 2025, tercatat 50 warga dinyatakan positif terinfeksi virus mematikan tersebut. Ironisnya, mayoritas penderita justru berasal dari kelompok usia produktif.
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kotim, Asyikin Arpan, menyebutkan dari total 50 kasus, sebanyak 31 orang berada pada rentang usia 25–49 tahun. Enam kasus ditemukan pada usia 20–24 tahun, empat kasus pada remaja 15–19 tahun, dan lima kasus pada usia di atas 50 tahun.
“Penularan masih didominasi hubungan seksual berisiko, terutama perilaku seks tidak aman. Kasus terbanyak memang terjadi pada usia produktif,” ujar Asyikin, Selasa (26/8/2025).
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan menjadi salah satu pemicu bertambahnya kasus. Padahal, deteksi dini sangat penting agar penderita bisa segera mendapat terapi.
Menurut Asyikin, pengobatan antiretroviral (ARV) yang rutin dikonsumsi seumur hidup mampu menjaga daya tahan tubuh pasien. Saat ini KPA Kotim bersama rumah sakit melakukan pendampingan terhadap Orang dengan Infeksi Virus (ODIV) melalui pemantauan bulanan.
“ODIV dipantau setiap bulan oleh petugas penjangkau yang bekerja sama dengan rumah sakit. ARV sangat penting agar mereka tetap bisa hidup sehat dan produktif,” jelasnya.
Selain penanganan medis, KPA juga gencar melakukan sosialisasi pencegahan, mulai dari kegiatan sekolah, Paskibraka, hingga penyuluhan bahaya narkoba.
“Generasi 15–24 tahun harus mendapat informasi sejak dini, supaya tidak terjerumus dalam perilaku berisiko,” tegas Asyikin.
Ia menambahkan, upaya melawan HIV/AIDS membutuhkan keterlibatan semua pihak, tidak hanya pemerintah dan tenaga kesehatan.
“Pola hidup sehat, setia pada pasangan, serta keberanian memeriksakan diri jika merasa berisiko adalah langkah penting dalam pencegahan,” tandasnya. (pri/cen)
BACA JUGA : Viral Video Hoax Desa Menjalin, Penyebar Informasi Akhirnya Minta Maaf Terbuka