PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus berupaya memeratakan akses listrik, terutama di wilayah pelosok yang belum terjangkau jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalteng, Vent Christaway, menjelaskan bahwa program percepatan elektrifikasi telah dijalankan dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT), salah satunya melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Menurut Vent, saat ini masih terdapat sekitar 20 desa yang belum sepenuhnya teraliri listrik.
“Program pemasangan PLTS direncanakan berlangsung dari tahun 2024 hingga 2026. Dari total 1.571 desa dan kelurahan di Kalimantan Tengah, tinggal sekitar 20 desa yang belum mendapatkan aliran listrik,” ungkapnya baru-baru ini.
Sebelumnya, sebanyak 258 desa di Kalteng belum terjangkau listrik PLN. Namun sebagian besar kini sudah mendapatkan akses listrik melalui PLTS, dengan target penyelesaian tuntas pada tahun 2026.
“Melihat ketersediaan anggaran, kami perkirakan bisa rampung pada 2026. Namun perlu dipahami, PLTS yang sudah beroperasi lebih dari lima tahun berpotensi mengalami kerusakan. Jadi rasio desa berlistrik ini sifatnya dinamis, bisa naik-turun,” jelas Vent.
Ia menegaskan, Pemprov Kalteng tetap mendukung perluasan jaringan PLN agar ke depan kebutuhan listrik masyarakat lebih stabil. Sementara itu, pemasangan PLTS menjadi solusi sementara bagi 20 desa yang belum terjangkau listrik, sembari menunggu jaringan PLN masuk hingga ke wilayah terpencil. (ter/cen)
BACA JUGA : Gubernur Agustiar Sabran Pimpin Upacara HUT ke-80 RI di Halaman Kantor Gubernur Kalteng