SAMPIT – Lonjakan harga beras di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belakangan ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Menyikapi hal tersebut, pemerintah daerah mengirim sampel beras dari sejumlah gudang dan swalayan di Sampit ke Palangka Raya untuk dilakukan uji kualitas.
Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kotim, Johny Tangkere, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Balai Laboratorium di Palangka Raya. Uji ini penting untuk memastikan apakah kenaikan harga dipicu adanya beras oplosan atau faktor lain.
“Di Kotim kita belum punya laboratorium khusus untuk uji kualitas beras, jadi sampel kita kirim ke Palangka Raya. Kita ingin tahu apakah benar ada praktik oplosan atau tidak,” jelas Johny, Senin (18/8/2025).
Sebelumnya, tim Disperindag Kotim telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah gudang beras dan swalayan. Dari pengecekan tersebut, ditemukan adanya selisih bobot pada kemasan beras di dua swalayan, meski masih dalam batas toleransi.
“Untuk bobot, sebagian besar sesuai standar. Hanya ada dua swalayan yang kurang sekitar 150 gram, tapi itu masih masuk toleransi. Jadi untuk kepastian kualitas, kita tetap menunggu hasil uji lab,” tegasnya.
Johny menegaskan pemerintah daerah akan memperketat pengawasan distribusi beras di pasaran. Jika terbukti ada praktik curang, pihaknya siap mengambil langkah tegas.
“Kita ingin masyarakat mendapatkan beras yang layak konsumsi dengan harga wajar. Semua kemungkinan kita telusuri, termasuk dugaan adanya oplosan,” tandasnya. (pri/cen)
BACA JUGA : Pengunjung Nekat Selundupkan HP ke Lapas Sampit, Aksi Gagal Total dan Kena Sanksi