Dua Hari Pencarian, Siti Fatimah Ditemukan Mengapung

Dua
TENGGELAM: Setelah dilakukan pencarian selama dua hari, akhirnya jenazah korban ditemukan di wilayah Desa Parupuk, Kamis (14/03/2024) sekitar pukul 08.00 WIB. FOTO: IST

KASONGAN–Setelah dilakukan pencarian selama dua hari, akhirnya Siti Fatimah (9) ditemukan, Kamis (14/03/2024) sekitar pukul 08.00 WIB. Kondisi anak perempuan yang tenggelam di Sungai Katingan tersebut, sudah tidak bernyawa.

BACA JUGA: Budak Sabu di Palangka Raya Kembali Diringkus

Tubuh korban ditemukan salah seorang warga di wilayah Desa Parupuk, Kecamatan Kamipang dalam kondisi mengapung. Jaraknya sekitar 1 jam perjalanan jika menggunakan kelotok dari Desa Baun Bango, yang merupakan lokasi kediaman korban.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Kasatpol PP dan Damkar) Kabupaten Katingan, Pimanto membenarkan kabar terkait penemuan tubuh korban yang sudah meninggal dunia.

“Perihal pencarian orang hilang (Tenggelam, red) di Desa Baun Bango, informasi terupdate korban sudah ditemukan di Desa Parupuk. Saat ini tim sedang melakukan evakuasi korban,” jelas Pimanto.

Sebelumnya, korban diduga terpeleset saat mau ke lanting di samping rumahnya dan tenggelam di Sungai Katingan, Selasa (12/03/2024) sekitar Pukul 11.45 WIB. Lokasi kejadian berada di RT. 03 Desa Baun Bango. Korban merupakan anak dari Deprianto dan masih duduk di bangku SD.

Menurut keterangan salah seorang warga di dekat kejadian, M. Yamin, dirinya sempat melihat Siti berjalan menuju lanting di samping rumahnya. Kemudian, anak tersebut sempat kembali ke arah jalan beraspal. Kebetulan waktu itu Saksi Salat Zuhur ke masjid dan tidak tahu lagi kemana korban.

Setelah pulang dari masjid, Yami melihat sejumlah warga sibuk mencari anak tersebut. Kala itu, warga menemukan sandal dan baju milik Siti berada di atas lanting. Upaya pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari pihak Kecamatan Kamipang, Basarnas, Polairud, BPBD, Damkar TNI dan Polri serta masyarakat setempat.

Pencarian dengan berbagai metode dilakukan, mulai dengan menyelam, memutar mengikuti arus air menggunakan speed boat dan perahu karet, kelotok serta menyusuri sekitaran TKP hingga ke Desa Tumbang Runen. Kondisi air di Desa Baun Bango masih tinggi dan di sekitar lantai dapur rumah di sekitar TKP sudah terendam air sehingga menyulitkan tim gabungan. (ndi/cen)

Penulis: KaltengokeEditor: Admin2