PALANGKA RAYA – Intensitas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kalteng cukup tinggi. Hampir setiap hari terjadi kebakaran lahan kosong.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng di tahun 2023 terdapat 8.506 titik hotspot dengan 1.811 kejadian karhutla di lahan gambut sepanjang Januari hingga Agustus 2023. Akibatnya 5569,32 luasan lahan terbakar.
Peningkatan karhutla terjadi pada bulan Agustus sebanyak 1.145 titik karhutla dengan radius luasan sebesar 2791,21 hektare. Angka tersebut naik drastis dibanding dengan bulan-bulan sebelumnya yang hanya mencapai puluhan dari awal tahun hingga tertinggi 333 karhutla pada bulan Juli 2023.
Sejauh ini 12 kabupaten dan 1 kota lainnya sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan atau masuk dalam zona merah.
Di Kota Palangka Raya memiliki kejadian terbanyak dengan 323 titik karhutla disusul Kapuas, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau sekitar 200 hingga 250 titik sepanjang tahun ini.
Sementara itu, luasan lahan yang terbakar akibat karhutla paling besar berada di Kotawaringin Timur dan Kota Palangka Raya dengan cakupan 509,6938 hektare untuk Kotawaringin Timur dan 505,99514 untuk Palangka Raya.
Sejauh ini, Satgas Karhutla diseluruh daerah di Kalteng telah bersiaga dalam upaya dalam penanganan di lapangan. Namun terselip sejumlah kendala terutamanya kurangnya pasokan air di lokasi kejadian.
Melihat tingginya karhutla di wilayah Kalteng, tidak membuat sejumlah organisasi kemasyarakatan dan pemuda berpangku tangan. Ketua Pemuda Katolik Komda Kalteng, Freddy Simamora, memberikan instruksi kepada jajarannya. Yakni para Ketua komcab se-Kalteng.
Adapun instruksi yang diberikan yaitu, mengingatkan kepada seluruh kader untuk menjadi pionir dalam pencegahan kebakaran di pekarangan rumah dan hutan. Mengkomunikasikan kepada hirarki gereja untuk dapat mengajak seluruh umat untuk tidak membakar lahan dan apapun yang dapat memicu kebakaran hutan.
Selain itu, memetakan daerah yang rawan kekurangan air bersih, masker dan kebutuhan oksigen. Meminta semua kader Pemuda Katolik untuk siap bekerja sama dengan elemen pemuda lintas agama dan juga pemerintah untuk bersama-sama bahu-membahu melakukan pencegahan maupun pemadaman kebakaran disekitar tempat tinggal masing-masing. Terakhir, melaporkan situasi terkini terkait hal-hal di atas ke komda.
“Instruksi yang disampaikan kepada ketua komcab se-Kalteng ini sebagai bentuk kontribusi kita sebagai pemuda dalam turut serta mencegah terjadinya karhutla,” ucap Freddy.
“Kita tidak ingin terjadi bencana kabut asap seperti tahun-tahun lalu. Akibatnya sangat bisa dipastikan yakni munculnya bencana kabut asap yang dapat mengganggu kesehatan, efek kabut asap dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan paru-paru, seperti ISPA. Juga sektor-sektor kehidupan lainnya,” pungkasnya. (cen)