Waspada El Nino Bisa Berdampak Terhadap Inflasi Pangan

Waspada El Nino
Kepala Bagian EKSDA Setda Kabupaten Katingan, Markurius A didampingi sejumlah perwakilan mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 dari Ruang Media Center Diskominfostandi Kabupaten Katingan, Senin (22/5/2023). Foto: IST

KASONGAN – Kepala Bagian (Kabag) EKSDA Setda Kabupaten Katingan, Markurius A mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI secara virtual dari Ruang Media Center Diskominfostandi Kabupaten Katingan, Senin (22/5/2023).

Hadir juga kala itu, perwakilan Kodim/1019 Katingan, Perwakilan Dinas Koperasi, Usaha Menengah dan Perdagangan Katingan serta Perwakilan Diskominfostandi Katingan.

Menurut Markurius, dalam arahannya Mendagri mengatakan, jika saat ini yang harus diwaspadai adalah masalah kekeringan. Pada tahun 2015 lalu, ada fenomena alam yang bernama El Nino.

“Fenomena ini menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan pada hutan-hutan Sumatera bagian Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Utara, bahkan asapnya sampai ke negara tetangga,” ujarnya.

Sedangkan di tahun 2016 hingga 2022, Lanjut Kabag ESDA, kita menghadapi fenomena alam La Nina yang curah hujannya sangat tinggi. Meskipun musim kemarau, curah hujan sangat tinggi, sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan berkurang.

“Di tahun 2023 ini, kita kembali merasakan fenomena El Nino. Kita harus mewaspadai kekeringan, karena akan berdampak pada panen dan produksi pangan,” tutur Markurius.

Untuk itu, setiap daerah diminta agar mulai mengidentifikasi, apakah dampak dari kurangnya curah hujan di daerah dapat mengakibatkan kelangkaan pangan tertentu dan menyebabkan inflasi.

“Karena kelangkaan pangan bisa menyebabkan harga naik dan akan memicu inflasi,” katanya.

Markurius menyampaikan, berdasarkan data pihak Badan Pusat Statistik jika harga rata-rata komoditas bulan Mei 2023 jika dibandingkan April 2023, dari 90 kabupaten/kota yang dipantau, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang merah berpotensi menyumbang inflasi.

“Sama dengan minggu sebelumnya, pada level kabupaten/kota, cabai rawit dan cabai merah adalah komoditas yang fluktuasi harganya cukup signifikan. Fluktuasi harga cabai rawit terjadi di 113 kabupaten atau kota, sedangkan cabai merah terjadi di 106 kabupaten atau kota. Sampai minggu ketiga Mei 2023, sembilan kabupaten atau kota tidak mengalami fluktuasi harga pada 20 komoditas pangan dipantau,” imbuhnya. (ndi)